Menjelang Puncak Haji, Indonesia Siapkan Strategi Pergerakan Jamaah Secara Matang

Menjelang Puncak Haji, Indonesia Siapkan Strategi Pergerakan Jamaah Secara Matang--Sumeks
MAKKAH, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Menjelang momen sakral puncak ibadah haji di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), pemerintah Indonesia memastikan seluruh skema pergerakan jamaah telah dipersiapkan dengan teliti dan terstruktur.
Tiga pola mobilisasi telah dirancang untuk menjamin efisiensi, kenyamanan, dan keselamatan seluruh jamaah—terutama bagi mereka yang lanjut usia dan penyandang disabilitas.
Dalam konferensi pers yang berlangsung Senin, 2 Juni 2025, di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menyampaikan bahwa pergerakan jamaah ke Armuzna akan dilakukan berdasarkan pengelompokan syarikah dan titik lokasi markaz.
“Pengaturan jamaah dilakukan berdasarkan data dari syarikah dan lokasi markaznya masing-masing,” ujar Hilman.
BACA JUGA:Jelang Puncak Haji 9 Zulhijjah, Layanan Bus Salawat Dinonaktifkan Sementara Mulai 1 Juni 2025
BACA JUGA:Ribuan Haji Indonesia Akan Lempar Jumrah di Lantai 3 Jamarat, Petugas Siaga Sepanjang Malam
Bentuk Tiga Skema Pergerakan Jamaah
Untuk mempercepat dan mempermudah proses mobilisasi, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) juga membentuk tim kafilah adhoc dan memanfaatkan sistem war room bersama dengan mitra Syarikah untuk integrasi dan sinkronisasi data.
Hilman menjelaskan bahwa terdapat tiga model utama dalam pergerakan jamaah:
Skema Reguler
Menjadi skema utama, jalur ini akan dilalui oleh sekitar 136 ribu jamaah atau sekitar 67% dari total jamaah Indonesia.
Skema Murur
Dalam skema ini, jamaah akan langsung melanjutkan perjalanan dari Arafah ke Mina tanpa bermalam di Muzdalifah. Model ini diterapkan demi kenyamanan dan efisiensi, terutama untuk jamaah berkebutuhan khusus. Jumlah jamaah dalam skema ini diperkirakan mencapai 67 ribu orang.
BACA JUGA:Deadline Visa Haji 2025 Sudah Lewat, Ini Update Terbaru dari Kemenag