Simulasi Sidang Ricuh di PN Prabumulih, Aparat Uji Kesiapan Hadapi Perkara Sensitif
Simulasi Sidang Ricuh di PN Prabumulih, Aparat Uji Kesiapan Hadapi Perkara Sensitif--
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Suasana menegangkan sempat tercipta di Pengadilan Negeri (PN) Prabumulih, Jumat (14/11/2025).
Saat simulasi persidangan menghadirkan skenario vonis 5 tahun penjara dan denda Rp500 juta terhadap dua terdakwa kasus pencabulan.
Adegan tersebut memicu reaksi keras dari pihak yang berperan sebagai keluarga korban, yang kemudian melakukan aksi protes di halaman pengadilan.
Dalam simulasi itu, salah satu peserta memainkan peran sebagai keluarga korban yang menolak putusan. Ia berteriak lantang, menegaskan bahwa “putusan itu terlalu rendah dan tidak adil”, menciptakan suasana layaknya kericuhan nyata di sekitar ruang sidang.
Untuk mendukung kelancaran skenario, kedua terdakwa fiktif langsung “dibawa” menuju mobil tahanan. Kapolsek Cambai, Iptu Heffi Juliansyah SH, bersama personel pengamanan lainnya turut terlibat dalam pengendalian massa, memastikan situasi yang digambarkan tetap terkendali.
BACA JUGA:Ini Sekolah Pemenang LCC Pendidikan Agama Islam di SMPN 8 Prabumulih
BACA JUGA:Pertamina Drilling dan UPN Veteran Wujudkan Energi Berkelanjutan
Meski tampak dramatis, seluruh rangkaian peristiwa itu adalah bagian dari latihan penanganan huru hara yang sengaja digelar PN Prabumulih. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan aparat keamanan menghadapi potensi eskalasi kericuhan saat menangani perkara-perkara yang sensitif.
Ketua PN Prabumulih, RA Asrinigrum Kusumawardhani SH MH, yang didampingi Wakil Ketua PN Sugiri W SH MH, menuturkan bahwa simulasi tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat pengamanan internal.
“Latihan ini penting untuk memastikan seluruh unsur pengamanan siap menghadapi berbagai kemungkinan saat persidangan berlangsung, terutama ketika menghadapi perkara yang berpotensi menimbulkan ketegangan,” jelasnya seperti dilansir dari topikberita.co.
Seluruh tahapan simulasi berlangsung tanpa hambatan, mulai dari skenario aksi protes hingga penanganan massa, sebelum akhirnya situasi dinyatakan kembali kondusif. Latihan ini diharapkan dapat memaksimalkan respons aparat apabila kondisi serupa terjadi dalam persidangan sebenarnya.(*)

