Meniti Asa di Usia Senja Bersama Aliran Energi dari Pertamina EP Prabumulih
Rumah baru dari Pertamina untu Mat Suan dan Istrinya Suraima di Kelurahan Anak Petai--
Kisah Pilu Mat Suan (67) dan Suraima (66), Penerima Bantuan Program Bedah Rumah dari Pertamina EP Prabumulih. Baru Dua Hari tinggal di rumah baru, Doni Irawan Putra Bungsu yang Paling semangat punya rumah sendiri, Pergi untuk selamanya, seolah hanya ingin memberikan kado terakhir untuk orang tuanya.
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pagi itu udara terasa lembab dan segar setelah hujan semalaman. Di sudut Kota Prabumulih, Kelurahan Anak Petai, RT 2 RW 3, berdiri rumah semi permanen sederhana berukuran kurang lebih 5x6 meter persegi yang berdiri kokoh di atas lahan berukuran 15x10 meter persegi.
Rumah itu mungkin tampak biasa di mata orang lain yang memandangnya, namun bangunan itu adalah wujud dari doa panjang, wujud asa yang tak pernah padam, dan bukti bahwa harapan selalu menemukan jalannya. Rumah itu adalah wujud nyata dari harapan Mat Suan dan Suraima yang menginginkan rumah layak huni seperti orang lain, agar dapat meniti harapan lebih nyaman beribadah dan menghabiskan masa tua bersama.
Rumah berwarna putih atap multiroof merah bata itu, adalah jelmaan dari rumah lamanya. Rumah yang dulunya adalah gubuk reot dinding pelupuh bambu, berlantai tanah yang kini mendapatkan aliran energi baru dari Pertamina EP Prabumulih Field. Semua itu kini berubah.
BACA JUGA:Pertamina Drilling Pamer Kapabilitas di NAPEC 2025, Mantapkan Kiprah di Industri Energi Dunia
Bangunan sederhana tapi kokoh itu adalah hasil dari Program Bedah Rumah Tak Layak Huni Pertamina EP Prabumulih Field, bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 4. Program itu bukan sekadar CSR, tetapi wujud nyata energi yang mengalir untuk kemanusiaan.
Asa yang selalu diuntaikan di sebuah rumah berdinding pelupuh bambu, sebagian bolong dimakan waktu, sebagian lagi mengelupas karena hujan dan panas yang silih berganti serta atap seng bekas tempat berlindung dari terik panas dan hujan.
“Kalau malam hujan, kami pindah ke pojok yang kering. Dindingnya dari pelupuh bambu, jadi angin masuk dari mana-mana. Tapi kami masih bisa tertawa melalui semuanya bersama. Karena perekonomian kami tidak mampu untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak,” kata Suraima, saat mendapatkan kunjungan dari pihak Kelurahan.
Dirumah itu, Mata Suan dan istri serta tiga orang anaknya yaitu Erni Lita, Sapriano dan Doni Irawan, menua dengan sabar, menghabiskan hari demi harinya bersama. Menambal atap bocor, menahan angin malam yang menyelinap dari sela dinding adalah kenangan terindah saat itu, sambil berharap suatu hari akan tiba pada masa indah tinggal di rumah yang nyaman.
BACA JUGA:Taman Lalu Lintas Pompa Angguk Jadi Ikon Baru di Prabumulih: PHRZ 4 Lakukan Peletakan Batu Pertama
BACA JUGA:Pista Rangga Ditangkap Tim Macan Polsek RKT: DPO Kasus Pencurian Pipa PHRZ 4 Limau Field
Hidup memang tak selalu ramah pada rumah tangganya. Tahun 2022, Doni, anak bungsu mereka, jatuh dari pohon. Sejak saat itu, tubuhnya melemah, dan ia lebih sering terbaring di dalam rumah yang lembab. “Doni itu anak yang paling ceria, Sejak sakit, dia jarang keluar. Tapi waktu dengar kabar mau dibangunkan rumah, semangatnya langsung hidup lagi.” kata Suraima dengan suara lantang mengenang cerita anaknya.
Kisah pilu makin menambah dramatis perjalanan cerita rumah tangga Mat Suan dan istri. anak bungsunya yang paling disayangki kini menjadi pusat perhatian keluarga. Karena Doni lah yang menjadi alasan banyak hal yang berubah dalam keluarga ini.
Tetangga kerap datang membantu saat itu, Ada yang membawa makanan, ada yang sekadar menengok dan hanya sekedar ngobrol kosong bertamu ke rumahnya yang masih berdinding pelupuh bambu yang dipecah-pecah.
Kabar tentang rumah tak layak huni itu akhirnya sampai ke Pertamina EP Prabumulih Field, melalui rekomendasi Pemerintah Kelurahan. Saat tim survei datang, mereka tertegun melihat kondisi rumah.
BACA JUGA:NIAT MILA, Pertamina EP Limau Field Dorong Gerakan Tani Perempuan Mandiri di Desa Tanjung Menang
BACA JUGA:Pertamina EP Prabumulih Dorong Tumbuh Kembang Anak Lewat Program “Rumah Tumbuh”
Dari kepedulian kecil itulah, kabar tentang kondisi keluarga Mat Suan perlahan sampai ke telinga Pemerintah Kelurahan. Pegawai kelurahan menanyakan surat tanah yang ditempati apakah milik pribad atau milik orang lain.
Beruntungya Mat suan dan Suraima memiliki lahan sendiri, hingga akhirnya harapan itu tiba. Pertamina Prabumulih mengetuk rumah bukan dengan janji, tetapi dengan aksi nyata. Rumah rapuh itu kini telah berubah menjadi hunian sederhana yang kokoh dan layak, berdiri di pinggir jalan Kelurahan Anak Petai, Kecamatan Prabumulih Utara.
“Pak Suan adalah seorang mantan RT cukup lama di Anak Petai. Karna memiliki lahan sendiri dan memang dinilai masuk skala prioritas, maka kita rekomendasikan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah dari Pertamina,” kata Lurah Anak Petai Indratno SPd.

