Meniti Asa di Usia Senja Bersama Aliran Energi dari Pertamina EP Prabumulih
Rumah baru dari Pertamina untu Mat Suan dan Istrinya Suraima di Kelurahan Anak Petai--
Sejak belasan tahun lamanya hidup dengan serba keterbatasan, jauh dari keramaian di ujung Kelurahan Anak Petai, Kecamatan Prabumulih Barat, akhirnya asa itu terjawab melalui program bedah rumah yang diusung Pertamina EP Prabumulih, Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4.
BACA JUGA:Pertamina EP Limau Field Ubah Limbah Batik Jadi Sumber Ekonomi Baru di Lubuk Raman
BACA JUGA:Pertamina EP Prabumulih Dorong Tumbuh Kembang Anak Lewat Program “Rumah Tumbuh”
“Dindingnya bolong, atapnya bocor, dan lantai tanah itu, saya cuma bisa terdiam. Rasanya nggak tega lihat orang tua seusia mereka tinggal di situ,” ujar Yogi Astrada pelaksana pembangunan rumah dari Pertamina.
Pertamina tak hanya mengalirkan energi ke industri, tetapi juga mengalirkan semangat baru untuk kehidupan masyarakat di wilayah operasinya. Mat suan dan istri mesara seolah paling bahagia, karena menjadi sasaran penerman mafaat bedah rumah.
Mereka menjadi salah satu dari 7 keluarga prasejahtera di Kelurahan Anak Petai yang beruntung selain Yuhendri, Yaminap, Asep Juanidi, Dewi Intan dan Andiko, yang sebelumnya telah merasakan manfaat langsung dari Pertamina EP Prabumulih selama beberapa tahun terakhir sejak program bedah rumah Pertamina di salurkan di Anak Petai.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina menyalurkan dana CSR untuk membantu masyarakat pra-sejahtera di sekitar wilayah operasi. Tahun 2023, Pertamina EP Prabumulih membedah 7 rumah di Anak Petai, dari total keseluruhan penerima manfaat 70 unit rumah dibangun, berdasarkan data yang ada di Instagram @PHR.Pertamina.
Pertamina menghadirkan energi yang tak hanya menggerakkan industri, tapi juga menggerakkan hati manusia. apalagi Rumah adalah hak dasar untuk hidup layak. Pertamina Prabumulih merealisasikan dukungannya terhadap program Sustainable Development Goals (SDGs) 1 yaitu mengakhiri segala bentuk kemiskinan.
BACA JUGA:Kurangi Emisi, Pertamina EP Pendopo Field Kembangkan Pupuk Organik di PALIBACA JUGA:Program Padu Padan Pertamina, Warga Sungai Medang Sukses Ubah Sampah Jadi Berkah
“Program ini bukan sekadar CSR formalitas, tapi Kami ingin. Ketika itu terpenuhi, kehidupan mereka ikut berubah, kata M. Luthfi Ferdiansyah, Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field.
“Ini adalah salah satu bentuk nyata dari komitmen kami untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar. Melalui program CSR ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup warga, khususnya dalam hal kebutuhan dasar berupa tempat tinggal yang layak,” ujar M. Luthfi Ferdiansyah, Senior Manager PT Pertamina EP Prabumulih Field.
Dalam hitungan minggu, suara palu dan gergaji menggantikan sunyi di halaman rumah Mat Suan. Para pekerja, dibantu warga sekitar dan tim dari Pertamina EP Prabumulih, bergotong royong membangun hunian baru berukuran 5x6 meter itu.
Program bedah rumah ini bukan sekadar mengganti dinding bambu menjadi tembok. Lebih dari itu, ia menyalakan energi baru dalam kehidupan keluarga sederhana ini. Energi kepedulian, gotong royong, dan cinta terhadap sesama. Di balik setiap batu bata, ada tangan-tangan yang bekerja dengan hati.
BACA JUGA:MagicPad 3 Pro, Tablet Super Cepat dengan Layar 3.2K dan RAM 16GB
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Terbaru, Leo Jangan Lupa Untuk Bersikap Baik
Sejumlah pekerja dan karyawan Pertamina EP Prabumulih, turut membantu proses pembangunan. Mereka tak hanya membawa semen dan cat, tapi juga membawa semangat baru, menyalakan kehidupan keluarga Mat Suan sesuai dengan semangat Energizing Indonesia, dalam upaya mendukung SDGs 1.
Pernyataan itu bukan sekadar slogan. Di rumah baru Mat Suan, perubahan terasa nyata. Lantai yang dulu kotor kini mengilap dengan keramik putih. Dinding yang dulu lapuk kini kokoh dari batu bata. Hujan tak lagi menjadi ancaman bagi keluarga Mat Suan. “Dulu kalau mendung saja sudah takut, sekarang malah senang lihat hujan,” ujar Suraima tersenyum lirih.
Dibalik rumah sederhana namun berdinding kokoh itu, tersimpan rapi kenangan indah bagi keluarga Mat Suan. Ayah tiga anak ini menuturkan perjalanan hidupnya yang tak pernah mudah.
Dengan penghasilan serabutan tak menentu, kadang bekerja, kadang menunggu. Istrinya sebagai petani karet juga tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Dalam kesederhanaan itu, mereka membesarkan tiga anak, dengan kasih sayang yang tak pernah berkurang walau rezeki sering kali menipis.
Hingga anak pertama dan anak kedua menikah dan memiliki kehidupan sendiri, karena sudah menemukan tambatan hati masing-masing. Putri sulung Erni Lita menemukan suaminya dan Sapriano sudah mandiri bersama istrinya.

