Inovasi Sersan Mabes Prabumulih Sukses Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat

Inovasi Sersan Mabes Prabumulih Sukses Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat--

KORANPRABUMULIHPOS - Persoalan sampah yang sulit diatasi di Kota Prabumulih, menemukan solusi di Kelurahan Mangga Besar, Prabumulih Utara, Kota Prabumulih. Melalui program Sirine Kebersihan Mangga Besar yang disingkat menjadi Sersan Mabes, sampah di Kelurahan ini sukses ditekan hingga 80 persen. Sersan mabes tidak hanya menyentuh persoalan sampah, tetapi juga menyatukan energi, perilaku, dan kesadaran masyarakat untuk menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Eka Patriani- Prabumulih

Hembusan angin segar pagi, sisa hujan semalaman terasa sejuk di Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih Sumatera Selatan. Derap langkah gagah para pahlawan Sersan mabes, terus melaksanakan aktivitasnya menjemput sampah di rumah-rumah warga.

Selogan sederhana “Siapkan sampah di rumahmu, kami akan membuangnya,” Merupakan selogan sederhana dari program Sersan Mabes yang kini menjadi kunci menuju masa depan yang lebih bersih, bagi warga Mangga Besar.

Program Sersan Mabes berawal dari adanya bantuan motor sampah dari Wali Kota Prabumulih H Arlan yang diharapkan dapat mengatasi masalah sampah di Kota Prabumuih.

Motor itu ternyata bukan sekadar alat, melainkan pemantik lahirnya tim kebersihan kelurahan. Dengan motor tersebut, Kelurahan Mangga Besar kini sukses menyusun sistem pengangkutan sampah yang rapi, sistematis, dan melibatkan seluruh unsur masyarakat.

“sampai saat ini petugas pengangkut sampah ada sebanyak 7 orang sesuai dengan jumlah gerobak yang ada, semuanya adalah orang yang ditugaskan oleh ketua Rukun Tetangga (RT) di setiap RW masing-masing,” kata Lurah Mangga Besar, Asniliaty SE MSi, senin 24 november 2025.

Program Sersan Mabes ini pertama kali diluncurkan secara resmi, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2025 lalu,  Sejak itu, perubahan nyata langsung dirasakan oleh masyarakat.

Menurut Asniliaty, program ini lahir dari kesadaran kolektif warga serta kebutuhan mendesak untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks. “Sejak diterapkan, sampah rumah tangga berkurang drastis. Jalan dan selokan yang sebelumnya dipenuhi sampah kini lebih bersih. Bahkan sepanjang Jalan Mangga Besar hampir bebas dari tumpukan sampah,” jelas Asniliaty.

Menurut ibu dua anak ini, persoalan sampah  di Mangga Besar, bukanlah hal baru. Namun sering kali menjadi pemicu keributan dan merusak estetika lingkungan karena banyaknya sampah yang membuat warga tidak nyaman.

Apalagi Kelurahan Mangga besar di Prabumulih Utara, termasuk salah satu kelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi di Prabumulih, yang tentunya produksi sampah rumah tangga pun relatif besar.

Kelurahan ini terdiri dari 827 KK, 13 RT dan 5 RW. Selama bertahun-tahun, warga sering dihadapkan pada masalah penumpukan sampah yang lambat terangkut. Kondisi ini semakin parah ketika jalur pengangkutan tidak lancar, ditambah kurangnya armada sampah dari dinas terkait.

Akibatnya sampah menumpuk di pinggir jalan dan selokan, menimbulkan bau tidak sedap serta mencemari lingkungan, hingga berpengaruh pada kehidupan warga yang kurang sehat.

Dari kondisi inilah, pihak kelurahan bersama tokoh masyarakat berinisiatif mencari solusi. Diskusi panjang dilakukan, hingga akhirnya tercetus ide membentuk Sersan Mabes. “Nama program ini dipilih agar mudah diingat dan memiliki makna kedisiplinan layaknya “sersan” dalam dunia militer, yang identik dengan ketegasan serta keteraturan,” ungkapnya.

Salah satu kelebihan dari program ini adalah armada gerobak yang digunakan merupakan hasil donasi warga. Hingga kini, ada 7 unit gerobak sampah yang dikelola oleh petugas di tiap RW, yang terdiri dari 4 gerobak besi dan 3 gerobak kayu. 

Keberhasilan Sersan Mabes tidak lepas dari sistem pembiayaan yang solid. Program ini tidak mengandalkan bantuan penuh dari pemerintah, melainkan dari partisipasi warga secara langsung.  Setiap rumah tangga dikenakan iuran Rp1.000 per hari atau Rp20.000 per bulan. 

Uang ini digunakan untuk biaya operasional angkutan, perawatan armada gerobak, serta gaji petugas kebersihan. Dengan persentase dari 100 persen dana, alokasinya jelas yaitu 20% Petugas Motor Sampah, 40% Petugas Gerobak Sampah, 10% BBM Motor Sampah, 10% Petugas Pengelola/Penagih iuran (RT), 10% Simpanan Hasil Usaha/Perawatan Motor dan 10% Simpanan/Cost untuk Petugas dan Perawatan Gerobak. Seperti beli Sepatu, ban Gerobak Klahar serta dana safety untuk engelola di tingkatan RT.

“Alhamdulillah model ini terbukti efektif, meski nilainya kecil, namun karena kontribusi dilakukan secara kolektif, dana yang terkumpul cukup untuk menjalankan sistem dengan baik. Warga pun merasa tidak keberatan karena manfaat yang didapat sangat besar,” kata innovator kebersihan lingkungan ini.

Inovasi ini sangat dirasakan oleh masyarakat, salah satunya seperti disampaikan oleh Rosiman, salah satu warga Mangga Besar, yang mengaku senang dengan adanya Sersan Mabes. Karena adanya program ini, pihaknya tak susah lagi mencari tempat membuang sampah.

“Dengan iuran kecil, lingkungan jadi bersih, tidak bau, selokan lancar, anak-anak bisa main dengan nyaman. Jadi warga merasa hasilnya sepadan dengan biaya yang dikeluarkan,” ujar Rosiman.

Hal sama disampaikan oleh Sari (38), yang menceritakan perubahan yang ia rasakan. “Kami biasanya seminggu buang sampah dan membayar orang Rp10.000. Tapi sering tidak teratur. Kadang sampah menumpuk, kadang tidak diambil. Sekarang lebih teratur dan lingkungan jadi jauh lebih bersih,” ungkapnya.

Petugas Sersan Mabes juga diarahkan mengantar sampah langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga tidak ada lagi alasan bagi warga untuk membuang sampah ke tempat-tempat tak semestinya.

“Kalau ada sistem yang memudahkan masyarakat, maka perilaku mereka pun ikut berubah, yang dulu buang sampah sembarangan, sekarang sudah sadar bahwa kebersihan itu tanggung jawab bersama,” kata wanita ini.

Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Prabumulih Utara, kini menjadi salah satu contoh wilayah yang berhasil melakukan transformasi lingkungan melalui inovasi sederhana namun berdampak besar.

Program Sirine Kebersihan Mangga Besar atau yang lebih dikenal dengan nama Sersan Mabes, menjadi terobosan yang tidak hanya menyentuh persoalan sampah, tetapi juga menyatukan energi, perilaku, dan kesadaran masyarakat untuk menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Kehadiran Sersan Mabes menjadi jawaban atas persoalan yang selama bertahun-tahun dianggap sulit diatasi. Kebiasaan warga membuang sampah sembarangan kini sudah berubah menyiapkan sampah di kantong yang akan di angkut oleh Sersan mabes.

 “Transformasi energi dan lingkungan itu bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga perubahan perilaku. Sersan Mabes menjadi bukti bahwa hal sederhana pun bisa menggerakkan perubahan besar,” ujar Okto Rano ST, yang merupakan Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Mangga Besar.

Menurut Oktorano ST, inovasi ini merupakan langkah revolusioner bagi kelurahan. Warga kini tidak lagi harus membuang sampah ke TPS mandiri, menunggu tukang sampah lewat tanpa jadwal pasti, atau yang sebelumnya sering terjadi membuang sampah sembarangan ke selokan atau tanah kosong.

Pria ini juga memberikan pandangan tajam mengenai pentingnya program seperti Sersan Mabes. Menurutnya, era sekarang menuntut setiap daerah untuk melakukan transformasi, bukan hanya dalam bidang energi dan teknologi, tetapi juga dalam budaya dan pola hidup masyarakat.

“Perubahan itu pasti, hanya masalah waktu. Berubah sekarang atau kalah. Kalau kita bertindak setelah perubahan besar terjadi, maka kita terlambat “you are too late,” tegas Okto.

Inovasi ini mendapatkan  apresiasi dari Wakil Wali Kota Prabumulih, Frangky Nasril SKom MM mengapresiasi inisiatif warga dan pemerintah kelurahan yang berhasil menyelesaikan persoalan klasik, hanya dengan strategi yang terencana dan kedisiplinan kolektif.

“Program seperti Sersan Mabes ini bisa di contoh dan diterapkan di Kelurahan lain, jika setiap Kelurahan dan Desa di Kota Prabumulih menjalankan inovasi ini, selesailah sudah masalah sampah di Kota Prabumulih,” katanya saat dimintai komentarnya belum lama ini.

Menurutnya, inovas ini membawa dampak sosial yang besar. Selain berhasil menumbuhkan kembali rasa kebersamaan di lingkungan, rasa memiliki terhadap kelurahan, serta kebanggaan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil.

Energi yang hadir bukan hanya energi fisik dari motor sampah atau gerobak, tetapi juga energi sosial, semangat gotong royong, dan tanggung jawab. Keberhasilan ini hanya mungkin terjadi karena semua pihak ikut mendukung, mulai dari pemerintah kelurahan, RT, petugas kebersihan, hingga masyarakat.

“program ini tidak mungkin berhasil jika masyarakat tidak peduli. Tapi warga Mangga Besar menunjukkan bahwa perubahan itu nyata selama ada kemauan bersama,” ujar pria yang hoby main basket ini.

Transformasi energi dan lingkungan bukan hanya tentang teknologi tinggi atau investasi besar. Kadang dimulai dari hal sesederhana motor sampah, gerobak, dan ketukan di pintu rumah untuk mengangkut sampah warga.

Sersan Mabes membuktikan bahwa inovasi yang paling efektif adalah inovasi yang menyentuh perilaku masyarakat, menumbuhkan kebiasaan baru, dan mengubah cara pandang terhadap lingkungan.

Melalui slogan sederhana tim kebersihan Mangga Besar “Siapkan sampah di rumahmu, kami akan membuangnya.” kini menjadi kunci menuju masa depan yang lebih bersih bagi warga Mangga Besar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER