RA di Kota Prabumulih Belum Dapat Sosialisasi Kurikulum Berbasis Cinta Kemenag

Aktivitas para siswa di salah satu RA Kota Prabumulih --
PRABUMULIH, KORANPABUMULIHPOS.COM – Raudhatul Athfal (RA) yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Prabumulih, belum mendapatkan sosialisasi resmi terkait Kurikulum Berbasis Cinta yang dicanangkan oleh Kemenag RI.
Program kurikulum ini, sejatinya menjadi terobosan baru dalam pendidikan anak usia dini berbasis nilai kasih sayang dan penguatan karakter.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Prabumulih mengungkapkan, pihaknya masih menunggu instruksi dan materi resmi dari Kemenag pusat maupun Kantor Wilayah Sumatera Selatan sebelum dapat melaksanakan sosialisasi ke seluruh RA.
“kemarin sempat ada sosialisasi tentang kurikulum berbahasa cinta yang dilaksanakan oleh Kanwil dan MAN 1 kota Prabumulih tapi belum bisa menggandeng para guru dari Ra karena beberapa keterbatasan," ujar Kasi Pendidikan Madrasah, Dr Drs M Amin MM.
BACA JUGA:MAN 1 Prabumulih Bekali Guru Mengenai Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta
BACA JUGA:MAN 1 Prabumulih Gelar Rapat Evaluasi Kinerja dan Penandatanganan Pakta Integritas
Ia menambahkan, Kurikulum Berbasis Cinta merupakan program prioritas Kemenag yang dirancang untuk membentuk generasi berakhlak, penuh empati, serta menumbuhkan sikap saling menghargai sejak dini.
Kemenag Kota Prabumulih berkomitmen segera melaksanakan sosialisasi jika sudah ada petunjuk dari pusat maupun Kanwil. Mereka juga berencana mengadakan pelatihan dan workshop bagi guru RA agar lebih siap menyambut kurikulum baru tersebut.
Namun tanpa adanya sosialisasi resmi, guru RA di Prabumulih belum memiliki bekal cukup untuk menerapkannya.
Beberapa guru RA di Kota Prabumulih mengaku masih bertanya-tanya mengenai bentuk dan teknis penerapan kurikulum ini.
Mereka berharap adanya pendampingan langsung agar tidak salah dalam memahami konsepnya.
BACA JUGA:Dari Prabumulih hingga Ogan Komering, 11 Pelajar Berprestasi Kantongi Beasiswa PHR Regional I Zona 4
“Kami siap menjalankan kurikulum baru, asalkan ada arahan yang jelas. Jangan sampai hanya sekadar slogan, tetapi tanpa panduan praktis,” ujar salah satu guru RA.
Keterlambatan sosialisasi ini membuat sejumlah RA masih menggunakan metode pembelajaran lama.
Meski begitu, pihak sekolah tetap berusaha menerapkan nilai kasih sayang dalam pembelajaran sehari-hari meski belum terikat secara kurikulum resmi.
Dengan adanya sosialisasi nantinya, diharapkan guru RA tidak hanya memahami konsep kurikulum berbasis cinta, tetapi juga mampu menerjemahkannya dalam kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan, penuh kasih, dan sesuai perkembangan anak usia dini.
BACA JUGA:SMPN 5 Gelar Senam Bersama Hingga Pemeriksaan Kesehatan gratis dan bagi Tablet Tambahnya Darah
Kurikulum Berbasis Cinta menjadi wujud komitmen Kemenag untuk menghadirkan pendidikan yang humanis, inklusif, dan mampu membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter mulia.
Prabumulih pun diharapkan segera menjadi bagian dari implementasi program nasional ini