Pertamina Drilling Toreh Sejarah, Debut PertaGuar: Kemandirian Teknologi Migas Indonesia!

Pertamina Drilling Toreh Sejarah, Debut PertaGuar: Kemandirian Teknologi Migas Indonesia!--
Daya adaptif, mampu bekerja optimal pada kondisi reservoir bersuhu rendah hingga menengah yang banyak dijumpai di Indonesia.
Dengan keunggulan ini, PertaGuar diyakini mampu menjadi salah satu senjata utama dalam meningkatkan produksi migas nasional, terutama dari sumur-sumur tua yang produktivitasnya mulai menurun.
Debut PertaGuar diikuti dengan pengoperasian unit fracturing pertama Pertamina Drilling pada 1 Januari 2025. Hingga Agustus 2025, unit tersebut telah menyelesaikan 9 sumur di wilayah kerja Pertamina Hulu Rokan (PHR), salah satu blok migas terbesar di Indonesia.
Capaian ini dipandang sebagai batu loncatan. Pada 2026, Pertamina Drilling menargetkan menghadirkan satu unit fracturing tambahan. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki dua unit fracturing yang siap mendukung peningkatan produksi migas nasional.
BACA JUGA:Pertamina EP Prabumulih Dukung Layanan Posyandu Lewat Program TJSL
BACA JUGA:Kerja Sama Pertamina EP–Petro Muba Dorong Produksi Minyak Sumsel
Kehadiran armada fracturing ini bukan hanya memperkuat kapasitas teknis, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia untuk mengelola sumber daya energinya dengan lebih mandiri dan berdaya saing.
Pertamina Drilling saat ini mengoperasikan lebih dari 50 rig aktif yang tersebar di berbagai wilayah kerja migas. Dengan armada tersebut, perusahaan menargetkan pengerjaan hingga 1.000 sumur per tahun, mencakup pengeboran baru, perawatan sumur (workover), serta layanan penunjang lainnya.
Implementasi fracturing dengan PertaGuar diperkirakan dapat meningkatkan produksi migas dari sumur tua hingga 10–20 persen. Angka ini dinilai sangat signifikan, terutama di tengah tren penurunan alamiah produksi minyak di berbagai lapangan.
Peningkatan ini juga diproyeksikan akan memperkuat kontribusi wilayah penghasil utama seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan yang selama ini menjadi penopang energi nasional.
Menurut pengamat energi, keberhasilan Pertamina Drilling meluncurkan PertaGuar memiliki makna strategis yang jauh lebih luas. Pertama, Indonesia berhasil menekan ketergantungan terhadap teknologi asing yang selama ini menjadi kendala dalam efisiensi biaya dan transfer pengetahuan. Kedua, inovasi ini memperlihatkan bahwa SDM lokal memiliki kapasitas setara dengan standar global dalam mengembangkan teknologi migas.
BACA JUGA:Rig Merah Putih Tampil di STI 2025: Langkah Nyata Pertamina Drilling Wujudkan Swasembada Energi
BACA JUGA:Wali Kota Palembang dan Pertamina Patra Niaga Bahas Optimalisasi Aset dan Kerja Sama Strategis
Selain itu, PertaGuar juga memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi dinamika energi global, termasuk volatilitas harga minyak, persaingan teknologi, serta transisi menuju energi berkelanjutan.
“Ketahanan energi nasional tidak hanya ditentukan oleh besarnya cadangan migas, tetapi juga kemampuan mengelola dan mengoptimalkannya dengan teknologi sendiri. PertaGuar adalah bukti nyata bahwa Indonesia punya potensi besar untuk itu,” ujar seorang analis energi independen.