Lulusan S3 Oxford Pilih Jadi Guru SMA, Sri Mulyani: Dedikasinya Patut Diteladani

Aishah Prastowo --

KORANPRABUMULIHPOS.COM  – Aishah Prastowo, penerima beasiswa LPDP dan lulusan S3 Engineering Science dari University of Oxford, menarik perhatian publik setelah membagikan kisahnya yang kini menjadi guru dan kepala sekolah di SMA Praxis, Yogyakarta.

"Dulu saat menulis esai LPDP, saya menulis ingin jadi peneliti. Tapi 10 tahun kemudian, saya justru jadi guru SMA," tulis Aishah dalam unggahan yang sempat viral pada 2024 lalu. Keputusan tersebut ia ambil setelah pandemi COVID-19 membuka peluang besar di dunia pendidikan, khususnya pembelajaran daring.

Meski awalnya tak direncanakan, Aishah mengaku tetap mencintai dunia riset. "Saya masih suka penelitian, tapi cara saya mengekspresikan cintanya sekarang berbeda," katanya dalam unggahan LPDP, Jumat (27/6/2025). Ia menambahkan, kini ‘alat eksperimen’-nya adalah para murid di kelas, bukan lagi sel-sel di laboratorium.

Aishah yang pernah menempuh studi S2 di Université Paris Descartes ini juga dikenal mengedepankan pendekatan interdisipliner. Lewat SMA Praxis yang ia dirikan, ia mengintegrasikan pendekatan STEAM (science, technology, arts, and mathematics) dalam sistem pembelajaran.

Ia pun berpesan agar generasi muda tidak meremehkan kontribusi kecil. “Jangan merasa harus memberi dampak besar dulu. Justru dampak kecil yang nyata untuk orang sekitar kita itu lebih terasa.”

Apresiasi dari Sri Mulyani

Langkah Aishah menjadi pengajar menuai apresiasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam unggahan media sosialnya, Menkeu menyebut Aishah sebagai sosok inspiratif yang berani menyesuaikan arah hidup tanpa kehilangan esensi kontribusinya.

"Perjalanan Aishah menunjukkan bahwa meskipun jalan hidup bisa berubah, dedikasi pada ilmu dan masyarakat akan menemukan bentuknya," ujar Sri Mulyani.

Ia juga menyoroti bidang studi Aishah yang sangat teknis, yakni Engineering Science, yang sejatinya punya manfaat besar bagi Indonesia. "Terutama dalam pengembangan alat diagnostik murah dan mudah dijangkau masyarakat pelosok."

Menurut Menkeu, menjadi guru bukan berarti melepaskan identitas sebagai peneliti. Sebaliknya, Aishah kini punya ruang lebih luas untuk menularkan semangat dan pengetahuannya kepada generasi penerus bangsa. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER