Konsumsi Jeroan Berlebihan Bisa Ancaman Serius bagi Kesehatan

Konsumsi Jeroan Berlebihan Bisa Ancaman Serius bagi Kesehatan--Freepik
BACA JUGA:Anak Pemalu dan Sulit Bergaul? Coba Lakukan Langkah Ini
Berikut ini beberapa kandungan jeroan yang harus diperhatikan:
Kolesterol: Sebagian besar jeroan, terutama hati dan otak, mengandung kolesterol sangat tinggi. Misalnya, 100 gram otak sapi mengandung lebih dari 2.000 mg kolesterol. Bandingkan dengan batas konsumsi harian yang disarankan oleh WHO, yaitu maksimal 300 mg per hari.
Purin: Purin adalah senyawa yang akan dipecah menjadi asam urat dalam tubuh. Jeroan memiliki kadar purin tinggi yang dapat memicu penyakit gout (asam urat).
Toksin: Beberapa organ seperti hati dan ginjal berfungsi menyaring racun dalam tubuh hewan. Bila tidak diolah dengan higienis, bisa menyimpan sisa-sisa zat berbahaya yang menumpuk dan mengganggu kesehatan manusia.
Parasit dan Bakteri: Usus dan lambung hewan dapat mengandung bakteri seperti E. coli atau parasit jika tidak dibersihkan secara menyeluruh sebelum dimasak. Ini berpotensi menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
Dampak Buruk Jeroan Jika Dikonsumsi Berlebihan
Konsumsi jeroan yang tidak dikendalikan dapat berdampak buruk, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa risiko yang sudah terbukti secara medis:
1. Penyakit Jantung dan Stroke
Kandungan kolesterol jahat (LDL) dalam jeroan dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi. Jika terus menerus dikonsumsi tanpa kontrol, risiko serangan jantung dan stroke meningkat secara signifikan.
2. Asam Urat dan Nyeri Sendi
Penderita asam urat harus ekstra hati-hati. Makanan tinggi purin seperti jeroan akan memicu produksi asam urat berlebih yang menumpuk di persendian, menyebabkan nyeri hebat, bengkak, bahkan pembatasan gerak.
3. Gangguan Fungsi Ginjal
Tingginya kadar protein hewani dan zat sisa dalam jeroan membuat ginjal bekerja lebih keras. Bila dikonsumsi terus-menerus, fungsi ginjal bisa menurun, terutama bagi yang sudah memiliki riwayat penyakit ginjal.
4. Gangguan Pencernaan dan Infeksi