Pencipta ChatGPT Target Pendapatan Rp 333 Triliun Tahun Ini

ChatGPT --

KORANPRABUMULIHPOS.COM - CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa perusahaan pengembang ChatGPT tersebut berada pada jalur untuk meraih pendapatan tahunan lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp 333 triliun tahun ini. Perusahaan juga menargetkan penjualan bisa mencapai ratusan miliar dolar pada tahun 2030.

Dalam beberapa bulan terakhir, OpenAI telah menandatangani perjanjian infrastruktur dengan nilai total lebih dari USD 1,4 triliun untuk pembangunan data center baru demi mengantisipasi lonjakan permintaan AI. Angka yang sangat besar ini memunculkan pertanyaan dari para investor dan pelaku industri mengenai sumber pendanaan OpenAI.

“Kami sedang mempersiapkan infrastruktur bagi masa depan ekonomi yang ditopang AI. Berdasarkan hasil riset internal, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempercepat investasi dan memperbesar skala teknologi kami,” tulis Altman di platform X.

“Proyek infrastruktur besar memerlukan waktu lama untuk dibangun. Karena itu, kami harus mulai dari sekarang,” lanjutnya, dikutip CNBC, Jumat (7/11/2025).

OpenAI lahir pada 2015 sebagai laboratorium nirlaba. Namun sejak kemunculan ChatGPT di 2022, perusahaan ini tumbuh menjadi salah satu bisnis teknologi dengan peningkatan nilai tercepat. Saat ini valuasi OpenAI diperkirakan menyentuh USD 500 miliar meski belum membukukan laba.

Pada September lalu, CFO OpenAI Sarah Friar menyampaikan bahwa perusahaan berada di jalur menghasilkan pendapatan USD 13 miliar.

Pernyataan Friar juga sempat menjadi sorotan pemerintahan Donald Trump setelah ia menyebut OpenAI ingin membangun ekosistem yang melibatkan bank, private equity, hingga kemungkinan dukungan pemerintah federal untuk pendanaan investasi chip generasi terbaru.

Ia kemudian menegaskan kembali pernyataannya dengan menyebut OpenAI tidak meminta dukungan atau jaminan pemerintah terkait komitmen infrastruktur tersebut.

“Saya menggunakan istilah ‘backstop’ yang akhirnya menimbulkan interpretasi berbeda. Jika merujuk pada jawaban lengkap saya, maksudnya adalah kekuatan teknologi AS berasal dari pembangunan kapasitas industri nyata, yang memang membutuhkan peran sektor swasta dan pemerintah,” jelas Friar.

Sementara itu David Sacks, investor ventura yang kini menjabat sebagai kepala AI di pemerintahan Trump, menegaskan tidak akan ada bailout pemerintah untuk industri AI. Menurutnya, jika ada satu perusahaan AI di AS tumbang, akan ada perusahaan lain yang menggantikannya.

Altman pun kembali menekankan bahwa OpenAI tidak memiliki dan tidak menginginkan jaminan pemerintah untuk pembangunan data center mereka. Ia menambahkan bahwa kesalahan perusahaan seharusnya tidak dibebankan kepada pembayar pajak.

“Jika kami gagal, itu murni tanggung jawab kami. Ini adalah risiko yang kami ambil, dan berdasarkan kondisi sekarang, kami cukup percaya diri. Namun tentu saja, bisa saja kami salah dan jika sampai terjadi, pasar — bukan pemerintah — yang akan menyelesaikannya,” tutur Altman. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER