Salah satunya datang dari Edi Rianto, tokoh senior yang pernah menjabat anggota DPRD Prabumulih dua periode sekaligus anggota DPRD Sumsel. Ia menilai Arlan telah menerima konsekuensi, baik secara administratif maupun sosial, sehingga wacana pemakzulan dianggap tidak relevan.
BACA JUGA:Bupati Ogan Ilir Lantik 1.236 PPPK, Ingatkan Pegawai untuk Fokus Mengabdi
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Bangun Jalan Sepanjang 3 Kilometer di Sembawa, Warga Sambut Gembira
“Pak Arlan sudah mendapat sanksi. Baik itu administratif maupun sanksi sosial dari masyarakat. Masalah ini sebenarnya selesai, seharusnya publik bisa legowo dan memaafkan,” tegas Edi, Kamis (18/9/2025).
Edi menambahkan, publik seharusnya tidak hanya fokus pada kesalahan Arlan, tetapi juga menimbang rekam jejak kontribusinya bagi masyarakat.
“Beliau membangun masjid, memperbaiki jembatan dengan biaya pribadi, membuka lapangan kerja. Itu bukti kebaikan yang masyarakat rasakan. Kesalahan yang beliau buat memang terkait orang dekat, tapi itu manusiawi,” ujarnya.
Menurut Edi, Arlan bukan sosok yang lahir dari dunia politik atau organisasi besar, sehingga kepolosannya terkadang membuat ia rentan melakukan kekeliruan.
Edi juga menilai, tekanan publik yang diterima Arlan sudah sangat berat. “Beliau dihukum oleh aturan, dihukum oleh opini publik, bahkan influencer dan media sosial. Itu sudah sangat berat. Faktanya di lapangan juga tidak ada kerusuhan. Jadi kenapa harus terus dibesar-besarkan?” ujarnya.
Ia pun mengingatkan pemerintah pusat untuk berhati-hati dalam menyikapi isu pemakzulan.
“Cukup dengan pembinaan, bukan pemecatan. Jangan gegabah mengambil keputusan yang justru merugikan masyarakat,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari masyarakat akar rumput. Edi menilai, mayoritas warga Prabumulih masih berada di belakang Arlan, bahkan berencana menggelar aksi damai sebagai bentuk solidaritas.
“Hasil Pilkada lalu sudah membuktikan dukungan mayoritas rakyat. Kalau Allah membuka aib semua orang, mungkin tak ada satupun manusia bisa mengangkat kepala. Biarkan beliau tetap bekerja untuk rakyat,” kata Edi.
Hal senada disampaikan oleh Mat, warga Kelurahan Prabujaya. Ia berharap Arlan tetap tabah menghadapi ujian ini.
“Kami berharap Pak Arlan tabah menghadapi ujian ini. Kami juga berharap Mendagri bijak, jangan sampai memberhentikan beliau. Karena beliau berbeda dengan pemimpin lain, jujur dan punya empati tinggi,” ucapnya.
Meski sorotan publik masih deras, sebagian masyarakat menilai permasalahan ini sudah cukup jelas. Kesalahan telah diberi sanksi, kini saatnya kembali fokus membangun kota demi kepentingan masyarakat luas.(*)