Tak ada Manusia Sempurna, Tak Perlu Pemakzulan: Herman Deru & Tokoh Masyarakat Tanggapi Persoalan Wako Viral

Herman Deru dan Tokoh Masyarakat Tanggapi Persoalan Wako yang Viral--prabupos

PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, memilih berdiri sebagai penyejuk di tengah hiruk-pikuk polemik sanksi administrasi yang dijatuhkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada Wali Kota Prabumulih, H Arlan.

Deru menilai, gaduhnya perdebatan di media sosial justru berpotensi memperlebar jarak antarwarga. Padahal, persoalan tersebut sejatinya sudah diselesaikan secara musyawarah di tingkat daerah sebelum sampai ke pusat.

“Masalah ini sudah kami bicarakan bersama di daerah. Semua pihak duduk satu meja, berdialog, dan mencari titik temu. Jadi, mari kita hentikan riak-riak yang bisa merusak suasana,” ucap Deru, Jumat (19/9/2025).

Kritik Itu Sehat, Tapi Kedamaian Lebih Utama

BACA JUGA:Usai Sanksi untuk Wali Kota Prabumulih, Herman Deru: Ambil Hikmah, Bukan Gaduh di Medsos

BACA JUGA:Dari Prabumulih hingga Ogan Komering, 11 Pelajar Berprestasi Kantongi Beasiswa PHR Regional I Zona 4

Deru tidak menutup mata terhadap kritik masyarakat. 

Ia justru berterima kasih kepada warga dan tokoh yang menyuarakan pendapat dengan cara konstruktif. Menurutnya, kritik adalah bagian dari cinta terhadap daerah, namun tetap harus dibalut dengan niat baik.

“Tidak ada manusia yang sempurna. Dari setiap kesalahan, kita bisa ambil hikmah dan perbaikan. Yang terpenting sekarang, bagaimana kita menjaga hati agar Sumsel tetap rukun,” ungkapnya dengan nada menenangkan. 

Menepis anggapan berlebihan, Deru menjelaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan Kemendagri bersifat administratif. Bentuknya berjenjang, mulai dari teguran lisan hingga tertulis, sesuai aturan yang berlaku. Ia menegaskan, ini bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan.

BACA JUGA:Smanti Singkirkan Nexat dengan Skor Tipis 24-22, Lolos ke Fantastic Four Honda DBL 2025!

BACA JUGA:Kondisi Haji Halim Dinyatakan Sakit Permanen, Kuasa Hukum Sebut Berisiko Tinggi

Lebih jauh, Deru mengajak seluruh warga menjaga zero conflict di Sumsel. Menurutnya, konflik bukan hanya soal bentrokan fisik, tetapi juga rasa tidak nyaman, ketegangan, hingga perpecahan yang bisa tumbuh dari kata-kata di dunia maya.

“Sumsel ini rumah kita bersama. Mari kita jaga agar tetap adem. Terima kasih kepada semua yang sudah peduli, tapi mari kita rawat ruang publik, termasuk media sosial, dengan sikap saling menghargai,” tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER