Sementara itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur oleh tawaran haji furoda, apalagi jika dijanjikan keberangkatan instan. Hal ini menyusul maraknya tawaran yang berpotensi menipu jemaah.
BACA JUGA:Sudah 6.641 Jemaah Haji Sumsel Diberangkatkan ke Tanah Suci
BACA JUGA:Kawal SPMB, DPRD Sumsel Imbau Melapor Bila Ada Kejanggalan
“Bahkan ada yang menawarkan furoda dengan biaya Rp150 juta dan menyatakan bisa langsung berangkat tanpa antre. Ini yang perlu diwaspadai agar jemaah tidak tertipu,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Abdul Wachid, Sabtu (31/5).
Ia menjelaskan, Saudi sedang melakukan penataan ulang sistem pelayanan haji, sehingga visa furoda untuk tahun ini ditiadakan secara global.
“Nggak ada, satu pun nggak ada,” tegasnya. Ia juga menyebut tidak ada janji apa pun dari Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia terkait penerbitan visa furoda.
Menurut Wachid, menjelang puncak haji, akses masuk ke Mekkah semakin ketat. “Pemeriksaan sangat ketat, bisa sampai tiga lapis dari Jeddah dan Madinah,” ungkapnya.
BACA JUGA:Transformasi Digital Desa! Muara Enim Luncurkan Desa Cantik dan Desa Digital
Menanggapi situasi ini, Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) mengeluarkan imbauan resmi kepada PIHK.
Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M Nur, dalam surat edaran No. 443/DPP-AMPHURI/V/2025 menyampaikan tujuh poin arahan, termasuk penjelasan bahwa visa non-kuota seperti furoda dan mujamalah memang bersifat tidak tetap dan hanya bisa dipastikan setelah visa dan tiket diterbitkan.
AMPHURI juga telah melakukan verifikasi langsung ke Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta sistem pelaporan elektronik Masar Nusuk, dan mendapat konfirmasi bahwa penerbitan visa telah berakhir untuk musim ini: “Visa Issuance has been ended this season.”
“Terbit atau tidaknya visa furoda adalah sepenuhnya wewenang pemerintah Arab Saudi, dan bukan tanggung jawab PIHK,” jelas Firman.
Ketua Bidang Humas & Media DPP AMPHURI, Abdullah Mufid Mubarok juga membenarkan bahwa tahun ini visa furoda tidak akan diterbitkan.
“Banyak travel yang sudah input data dan membayar layanan Masa’ir, tapi visanya tidak turun,” katanya.
Karena asumsi bahwa visa akan keluar seperti tahun sebelumnya, banyak travel sudah memesan tiket dan hotel. “Akhirnya rugi besar,” tambahnya. Untuk 50 jemaah saja, kerugian dapat mencapai Rp1 hingga Rp2 miliar.