KORANPRABUMULIHPOS.COM - DALAM era modern yang serba cepat dan penuh tuntutan fisik serta mental, minuman energi telah menjadi salah satu pilihan populer bagi banyak orang yang membutuhkan dorongan stamina instan.
Dari pelajar yang ingin tetap terjaga saat belajar hingga pekerja kantoran yang mengejar deadline, minuman energi dianggap sebagai solusi cepat untuk meningkatkan fokus dan vitalitas.
Minuman energi umumnya dipasarkan sebagai produk yang mampu menambah tenaga, meningkatkan kewaspadaan, dan membantu performa fisik maupun mental.
Produk ini biasanya mengandung zat stimulan seperti kafein, taurin, glukuronolakton, vitamin B kompleks, dan gula dalam jumlah tinggi. Tidak jarang juga ditambahkan bahan tambahan lain seperti ginseng dan guarana untuk menambah efek stimulan.
BACA JUGA:Tiba di Madinah, TKHI Pantau Kesehatan Jemaah
BACA JUGA:4 Jenis Ikan Ini Baik Untuk Mendukung Kesehatan Ginjal, Apa Saja?
Namun, di balik efek positif jangka pendek tersebut, banyak orang yang tidak menyadari bahwa konsumsi minuman energi secara berlebihan dan tanpa pengawasan dapat membawa risiko kesehatan yang serius.
Para ahli medis dan institusi kesehatan terkemuka seperti Cleveland Clinic telah mengingatkan akan potensi dampak negatif dari kebiasaan ini.
Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan utama yang dapat timbul dari konsumsi minuman energi secara berlebihan:
1. Risiko Diabetes Tipe 2
Salah satu risiko paling nyata dari minuman energi adalah kandungan gulanya yang sangat tinggi. Banyak produk mengandung antara 27 hingga 54 gram gula per kaleng, bahkan bisa lebih. Untuk perbandingan, batas asupan gula harian yang direkomendasikan oleh WHO adalah 25 gram untuk orang dewasa.
BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Daun Kenikir, Menjaga Kesehatan Tulang dan Sistem Imun
BACA JUGA:Cara Mudah Mengolah Pakis dan Manfaat Kesehatannya
Konsumsi gula berlebihan secara terus-menerus dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba, memicu resistensi insulin, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
Penelitian yang dimuat dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menegaskan bahwa konsumsi minuman energi dalam jangka panjang sangat berkaitan dengan meningkatnya prevalensi gangguan metabolik.