GTA 6 Mundur Lagi ke November 2026, Saham Take-Two Ikut Tertekan
GTA 6 Ditunda Lagi! Ini Alasan Rockstar Geser Rilis ke 2026--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Penggemar Grand Theft Auto harus kembali bersabar. Rockstar Games mengumumkan bahwa perilisan GTA VI kembali mundur, dan kini ditetapkan pada 19 November 2026. Artinya, jadwal rilis game paling ditunggu ini geser satu tahun dari rencana sebelumnya.
Rockstar menjelaskan bahwa tambahan waktu pengerjaan ini diperlukan demi memastikan kualitas gim sesuai standar mereka yang tinggi.
Efeknya langsung terasa di pasar saham. Saham Take-Two Interactive, selaku perusahaan induk Rockstar, merosot hingga 14 persen saat perdagangan after hours, sebelum akhirnya terkoreksi dan ditutup turun sekitar 6 persen.
Sebelumnya, GTA VI dikabarkan meluncur Mei 2026 setelah mundur dari target awal di 2025. Pola ini mengingatkan pada Red Dead Redemption II, yang juga sempat dua kali mengalami revisi jadwal sebelum rilis pada Oktober 2018.
Satu hal yang masih bikin pengguna PC was-was: Rockstar belum menyebutkan kapan versi PC akan tersedia. Secara historis, Rockstar kerap merilis versi PC belakangan. GTA V versi PC meluncur dua tahun setelah hadir di konsol, sementara Red Dead Redemption II telat 13 bulan. Bila tren itu berulang, GTA VI versi PC bisa saja baru hadir pada akhir 2027, atau mungkin baru menyentuh 2028.
GTA V sendiri sejak 2013 sudah terjual lebih dari 220 juta unit, menjadikannya salah satu game tersukses sepanjang sejarah, tepat di bawah Minecraft. Sementara mengenai harga GTA VI, beberapa survei menyebut kemungkinan harga standar tetap di kisaran USD 70.
Di Tengah Gonjang Ganjing Internal
Penundaan ini terjadi saat Rockstar sedang diguncang isu internal. Perusahaan dilaporkan memutus hubungan kerja dengan 30–40 karyawan dengan tuduhan membocorkan informasi rahasia. Namun menurut Independent Workers of Great Britain (IWGB), seluruh pekerja yang diberhentikan adalah anggota serikat atau tengah berupaya membentuk serikat pekerja.
IWGB pun turun aksi di depan kantor Rockstar North di Edinburgh dan markas Take-Two di London, menuntut pengembalian status kerja serta pembayaran upah yang belum diterima.
Seorang eks karyawan anonim mengklaim pemutusan kerja tersebut dilakukan tanpa bukti yang jelas, dan mereka menegaskan bahwa percakapan yang terjadi hanya terkait serikat pekerja, bukan rahasia perusahaan. (*)

