Sumsel Andalkan Paha Kodok Beku Jadi Andalan Baru Ekspor ke Eropa, Raup Miliaran Rupiah

Sumsel Andalkan Paha Kodok Beku Jadi Andalan Baru Ekspor ke Eropa, Raup Miliaran Rupiah--Canva Prabupos

PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Siapa sangka, dari balik rawa dan sawah di Sumatera Selatan (Sumsel), tersembunyi komoditas ekspor yang tengah naik daun: paha kodok beku. Produk unik ini kini mulai dilirik pasar Eropa, khususnya Belgia, Prancis, dan Swiss sebagai negara tujuan utama.

Kepala Karantina Pertanian Sumsel, Sri Endah Ekandari, mengungkapkan bahwa paha kodok memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor andalan daerah.

Sumsel, kata dia, memiliki keunggulan geografis dan populasi kodok sawah yang cukup tinggi, terutama di wilayah seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, serta kawasan seberang Pulo Kemaro di Palembang.

“Peluangnya sangat besar, karena permintaan dari Eropa cukup tinggi dan Sumsel punya habitat kodok yang melimpah,” ujar Sri Endah dilansir dari sumateraekspres.id

BACA JUGA:Bupati Lahat Tegur Keras OPD Lamban Tindaklanjuti Program Makan Bergizi

BACA JUGA:Dewi Sastrani Dampingi Ketua Dekranas Pusat Kunjungi Sentra Kain Tuan Kentang: “Songket Harus Mendunia”

Berdasarkan data dari Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT), hingga Juni 2025, total ekspor paha kodok beku asal Sumsel telah mencapai 51.955 kilogram dengan nilai transaksi menembus Rp8,96 miliar. 

Angka ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya mencatat ekspor sebanyak 17.076 kilogram senilai Rp2,3 miliar.

Namun, di balik pencapaian tersebut, tantangan besar masih membayangi. Salah satunya adalah keterbatasan pasokan. Pasalnya, mayoritas paha kodok yang diekspor masih berasal dari hasil tangkapan alam, bukan hasil budidaya.

“Belum ada sistem budidaya khusus, padahal kodok jenis Fejervarya cancrivora atau kodok sawah sangat potensial dibudidayakan. Ini tantangan bagi pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan peternakan kodok skala besar,” jelasnya.

BACA JUGA:Bangkitkan Kejayaan Songket, Swarna Songket Nusantara dan Sriwijaya Expo 2025 Resmi Dibuka

BACA JUGA:Gubernur, Bupati, Wali Kota hingga Istri Tampil Memikat di Swarna Songket Nusantara 2025

Karena keterbatasan stok, ekspor paha kodok beku masih tergolong terbatas dan belum bisa masuk ke dalam jalur ekspor reguler. Diperlukan intervensi kebijakan dan dukungan dari berbagai pihak agar pasokan bisa stabil dan berkelanjutan.

“Kami hanya mengawasi dari sisi karantina dan mutu ekspor. Tapi kalau dari sisi produksi dan pengelolaan kuota tangkap, tentu itu menjadi domain pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal,” tutup Sri Endah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER