Penemuan ini mengindikasikan bahwa dialek burung beo dapat mengalami perubahan sebagai respons terhadap perubahan populasi dan lingkungan. Hal ini sangat penting untuk dipelajari lebih lanjut, terutama dalam konteks spesies yang terancam punah.
Di wilayah dialek Utara, misalnya, semakin banyak burung yang menggunakan dialek dari wilayah Utara maupun Selatan. Penurunan populasi burung beo ini, disertai dengan perluasan area pertanian dan status konservasi mereka sebagai spesies yang sangat terancam punah menurut IUCN, turut memengaruhi perubahan dialek mereka.
Peneliti berpendapat bahwa perubahan dialek ini bisa menjadi cara adaptasi burung terhadap kondisi sosial dan lingkungan yang berubah. Studi jangka panjang diperlukan untuk memahami lebih dalam kaitan antara evolusi budaya dan keadaan ekologis burung beo ini.
Penelitian ini juga menegaskan pentingnya kemampuan burung beo untuk mempelajari panggilan baru sebagai salah satu bentuk adaptasi mereka terhadap perubahan di lingkungan alam liar. (*)