Anggaran 2025: Strategi Transisi dan Keberlanjutan di Tengah Defisit Fiskal

Minggu 18 Aug 2024 - 07:35 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

 

Asumsi Makro 2025

Selain memproyeksikan pertumbuhan ekonomi, pemerintahan Jokowi juga mengeluarkan sejumlah asumsi makro untuk 2025. 

Sebagian dari asumsi ini sesuai dengan batasan yang telah disepakati dengan DPR selama pembahasan RAPBN, sementara beberapa asumsi melebihi batas yang telah dibahas.

Salah satu asumsi yang melampaui batas adalah nilai tukar rupiah. Pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah akan mencapai sekitar Rp16.100 per dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang berkisar antara Rp15.300 hingga Rp15.900 per dolar AS. 

Meskipun demikian, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimis bahwa rupiah akan stabil dan cenderung menguat di masa depan, berkat imbal hasil yang menarik, inflasi yang terjaga, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid.

Selanjutnya, asumsi mengenai suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun dalam RAPBN 2025 ditetapkan sedikit lebih rendah dari batas atas proyeksi sebelumnya, yaitu 7,1 persen dari rentang 6,9–7,2 persen.

Asumsi makro lainnya masih berada dalam rentang aman sesuai kesepakatan dengan DPR, seperti inflasi yang diperkirakan sebesar 2,5 persen, berada dalam rentang 1,5–3,5 persen. 

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diprediksi akan berada di 82 dolar AS per barel, sesuai dengan rentang proyeksi sebelumnya yaitu 75–85 dolar AS per barel.

Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari, sedikit di bawah batas atas proyeksi sebelumnya yaitu 605 ribu barel per hari. 

Sementara itu, produksi gas bumi diperkirakan mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari, sedikit di atas batas bawah kesepakatan sebelumnya yang sebesar 1,003 juta barel setara minyak per hari.

Defisit Fiskal

Salah satu fokus utama dalam RAPBN 2025 adalah peningkatan defisit fiskal dibandingkan dengan target tahun ini. Untuk APBN 2024, defisit ditetapkan sebesar 2,29 persen, sementara RAPBN 2025 menargetkan defisit sebesar 2,53 persen.

Pendapatan negara dalam RAPBN 2025 direncanakan sebesar Rp2.996,9 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.

Target ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan desain APBN 2024 yang sebesar Rp2.801,9 triliun, dengan peningkatan yang diharapkan berasal dari reformasi perpajakan berkelanjutan dan upaya menjaga iklim investasi yang kondusif.

Belanja negara dalam RAPBN 2025 direncanakan sebesar Rp3.613,1 triliun, yang mencakup belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.693,2 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp919,9 triliun.

Kategori :