PRABUMULIH - Asa petani Desa Air Talas Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim yang membudidayakan tanaman jeruk nyaris pupus.
Betapa tidak, sejak tahun 2003 hingga bertahun - tahun jeruk yang ditanam petani tak pernah berhasil, bahkan nyaris tak ada kehidupan untuk tanaman jeruk.
Ya, jeruk yang ditanam oleh petani di lahan ratusan hektar tepatnya sekitar 150 hektar diserang penyakit CVPD yaitu klorosis atau daunnya menguning, warna tulang daun menjadi hijau tua, daunnya lebih tebal, kaku dan ukurannya menjadi lebih kecil.
Alih - alih menghasilkan dan mendongrak ekonomi, petani jeruk malah merugi.
BACA JUGA:Sidak Jelang Ramadhan, Pj Wako : Cabai Naik
"Tanaman jeruk sekitar 150 hektar terpapar jamur, yang mana jika terpapar harus ada kekosongan artinya tidak ada kehidupan untuk petani jeruk," kata Lokal Hero Agen Hayati Tricodrema Binaan Pertamina Limau Field Khairil Anam dibincangi wartawan di kegiatan Edukasi Media PT Pertamina EP Zona 4, Rabu 28 Februari 2024.
Akibat jamur tersebut ungkap pria asal Bali ini, lahan yang awalnya 150 hektar digarap perkebunan jeruk sebagian beralih fungsi ditanam sawit.
Kendati demikian, sebagian petani tetap tak patah arang berupa dan terus membudidayakan jeruk. Dan lagi-lagi jeruk tanaman jeruk tak berhasil hingga mati.
"Tahun 2011 saya ujicoba budidaya 3000 tanaman, tapi tidak berhasil mati lagi di areal desa air talas. Hingga kosong 2 tahun hingga tahun 2014 coba lagi dan gagal lagi," tuturnya.
Hingga akhirnya ada secercah harapan, denyut nadi yang hampir mati kini menggeliat lagi. Seiiring berjalannya waktu tahun 2015 ia mencoba menanam jeruk dengan organik.
"Khawatir terpapar jadi tanam jeruk organik," ucapnya menuturkan ada sekitar 10 petani yang membudidayakan jeruk organik.
Lantas, upaya Khairil Anwar dan usaha tak pernah mengkhianati hasil. Tahun 2019, kegigihan petani dalam membudidayakan jeruk mendapat perhatian pihak Pertamina Limau Field.
"Sebetulnya tahun 2017 sudah masuk, dan tahun 2019 dengan memberikan bibit jeruk belabel, hingga akhirnya ada pelatihan agen hayati fungisida," tutur pria yang memakai topi hitam ini.
Dari situlah lanjut Khairil Anam, denyut nadi petani yang hampir mati di desa air talas kembali hidup. "Pertamina membantu sarana prasarana agen hayati, membuat rumah studi dan mendatangkan narasumber dari ITB, UGM hingga akhirnya banyak petani yang melirik dan tertarik," tuturnya.
Dan hasilnya lanjut Khairil Anam, tanaman jeruk bebas dari jamur berkat agen hayati tricodrema kini menghasilkan.