Pria yang telah menjadi Bbahinkamtibmas lebih dari 10 tahun ini, juga merasakan adanya penurunan angka kriminalitas, meningkatnya kepercayaan melalui kehadiran polisi di tengah masyarakat dalam Kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD).
Personel polres Prabumulih, melakukan patroli pada waktu tertentu seperti sehabis hujan dan malam hari. Patroli juga dilaksanakan di lokasi-lokasi tertentu, seperti tempat-tempat keramaian. Ada pula tim bhabinkamtibmas yang hadir secara rutin ke Desa-desa dan Kelurahan-kelurahan pada enam Kecamatan di Kota Prabumulih. Kehadiran mereka untuk mendengarkan keluhan, menenangkan konflik, dan membangun dialog.
BACA JUGA:Xiaomi Redmi Note 14 Pro+ 5G: HP Mid-Range Rasa Flagship, Kamera 200MP Zoom 4X Tanpa Pecah!
Penurunan angka kriminalitas juga di dorong oleh faktor meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya terciptanya keamanan dilingkungan, aktifnya Sat Kamling di lingkungan Masyarakat dan adanya peranan tokoh masyarakat, mulai dari ketua RT dan RW serta elemen masyarakat lainya yg peduli dengan Kamtibmas di lingkungan.
Dalam upaya mendukung program Asta Cita Presiden RI tentang swasembada pangan, personel Polres Prabumulih juga turut menggerakkan petani dalam memanfaatkan pekarangan lestari dan patroli pangan bergizi (P2L dan P2B). Kegiatan tersebut sebagai wujud dukungan terhadap ketahanan pangan lokal. Peran ini sangat penting di tengah runtuhnya kepercayaan masyarakat dan derasnya arus radikalisme.
Harapan Besar Masyarakat
Jalan menuju perubahan tidak selalu mulus. Keberadaan polisi dimata masyarakat ibarat dua sisi mata uang yang berbeda meski dalam satu koin yang sama. Begitu juga institusi kepolisian, ada pandangan yang berbeda-beda dari masyarakat. Meski ada keluhan hingga kritikan, namun tak bisa dipungkiri ada harapan besar dari masyarakat di tubuh lembaga ini.
Peran Polri kini bukan hanya menghadirkan rasa aman, melainkan solusi sosial. Masyarakat tak lagi cukup dilayani dengan formalitas,namun menginginkan pendekatan yang lebih manusiawi dan empatik. Karna di balik setiap seragam itu, sesungguhnya ada manusia yang juga berjuang, berkorban, dan memilih untuk berdiri di garis depan demi orang lain.
BACA JUGA:Wali Kota Prabumulih Tegas Soal Larang Sewa Lapak: Akan Dipidanakan!
BACA JUGA:Internet Cepat dan Stabil Jangkau Sindur - Cambai
Sebagai institusi negara yang berada paling dekat dengan rakyat, Polri bukan sekadar simbol kekuasaan, tetapi simbol kepercayaan masyarakat. Di tengah gelombang perubahan, ia dituntut untuk tetap teguh menjaga nilai marwah institusi. Polri yang melindungi bukan mengintimidasi. Polri yang mengayomi dan melayani, bukan menakuti dan mendominasi.
Saat menjadi cermin keadilan yang hidup di tengah rakyat, Polres Prabumulih tidak membentengi diri dari kritik, tetapi meresponsnya sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran. “Bagi kami, polisi bukan lagi orang yang harus dihindari dan ditakuti, melainkan sahabat yang dipercaya bisa memberikan perlindungan dari ancaman rasa takut terhadap penyakit masyarakat,” kata Indria Sari.
Dalam dinamika sosial yang makin kompleks, polisi tidak cukup hanya bersikap tegas. Mereka harus juga tanggap, empatik, dan terlibat dalam denyut kehidupan masyarakat. Dan Polres Prabumulih membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana, dengan niat yang tulus dan keberanian untuk mendekat dan memberikan kepercayaan pada masyarakat.
Kisah Polres Prabumulih adalah refleksi dari wajah Polri yang sedang terus berbenah. Di antara riuh kritik dan derasnya harapan, aksi nyata dan inovasi pelayanan sosial adalah jembatan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Pelindung bukan berarti menakutkan, pelayan bukan berarti lebih rendah, melainkan upaya bersama-sama menciptakan ruang publik aman, adil, dan bermartabat.(ek)