KORANPRABUMULIHPOS.COM - Duduk dalam waktu lama, antara 8-10 jam per hari, telah menjadi kebiasaan umum di kalangan anak muda, terutama karena pekerjaan saat ini cenderung menuntut duduk berjam-jam.
Dilansir dari Times of India, duduk berlebihan setiap hari ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan. Efeknya bersifat jangka panjang, terutama terkait gaya hidup yang kurang gerak.
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang mungkin timbul jika kebiasaan duduk terlalu lama terus dilakukan setiap hari.
Risiko Penyakit Jantung Meningkat
Anak muda yang menghabiskan banyak waktu di depan komputer atau duduk dalam waktu lama berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung.
Duduk terlalu lama mengurangi aliran darah dan meningkatkan tekanan darah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras.
Seiring waktu, kondisi ini bisa memicu pembentukan plak di arteri, meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gangguan jantung lainnya.
Risiko Kematian Dini
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan duduk lama terkait dengan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak sehat — semua ini merupakan ciri dari sindrom metabolik. Duduk terlalu lama juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker.
Risiko Diabetes Lebih Tinggi
Kebiasaan duduk lama dapat menyebabkan resistensi insulin, kondisi yang berisiko memicu diabetes tipe 2. Dengan aktivitas fisik yang kurang, tubuh mengalami kesulitan menyerap glukosa ke dalam otot, yang pada akhirnya meningkatkan kadar gula darah.
Melemahkan Otot Kaki
Ketika seseorang duduk dalam waktu lama, otot-otot tubuh bagian bawah, seperti kaki, jarang digunakan. Hal ini bisa menyebabkan atrofi atau melemahnya otot karena jarang digerakkan.
Dampak pada Kesehatan Mental
Orang yang duduk terlalu lama, seperti saat menatap layar komputer, berpotensi lebih tinggi mengalami insomnia yang bisa memicu kecemasan.
Duduk seharian juga dapat menyebabkan gangguan suasana hati, seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik menurunkan produksi endorfin yang baik bagi kesehatan mental. (*)