Rp84 Miliar untuk Jembatan Pulau Rimau Banyuasin, Akses Pulau Rimau – Selat Penuguan Makin Terhubung

Tak hanya mengenai pembangunan, Herman Deru juga mengingatkan kembali pentingnya kesadaran pajak masyarakat.

“Dana pembangunan ini berasal dari pajak rakyat. Dari empat juta wajib pajak kendaraan di Sumsel, baru satu juta yang rutin membayar. Mari tingkatkan kepatuhan agar pembangunan semakin cepat,” ajaknya.

BACA JUGA:Polres Banyuasin Bongkar Puluhan Kasus Narkoba dan Pencurian, Puluhan Tersangka Diamankan

BACA JUGA:Brigjen TNI Ade Rony Wijaya Apresiasi Progres TMMD di Muara Enim, Pembangunan Berkelanjutan Jadi Fokus

Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur di wilayah eks transmigrasi Pulau Rimau dan Selat Penuguan, yang sudah lama berkembang namun membutuhkan pembenahan, termasuk jalan dan irigasi yang sebagian besar belum tersentuh perbaikan besar sejak 1982.

Meski Pemprov tengah melakukan efisiensi anggaran, pembangunan prioritas tetap wajib berjalan.

“Infrastruktur adalah investasi jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat. Pulau Rimau dan kawasan eks transmigrasi lainnya punya jalan lebih dari 4.000 kilometer di Sumsel, dan sebagian besar ada di Banyuasin,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Banyuasin H. Askolani menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan penuh Pemprov Sumsel.

“Ini hari bersejarah bagi masyarakat kami. Jembatan viral yang menjadi keluhan warga akhirnya mendapat solusi. Nilai proyek Rp84 miliar ini manfaatnya langsung dirasakan oleh warga di 29 desa,” ujarnya.

Ia menegaskan, setiap tahun Banyuasin memperoleh bantuan pembangunan ratusan miliar rupiah dari Provinsi Sumsel untuk memperkuat konektivitas daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tokoh masyarakat Pulau Rimau, Ishak Supardi, turut mengutarakan rasa syukur atas realisasi pembangunan tersebut.

“Jembatan ini terakhir dibangun pada 1991. Sudah sangat lama, sehingga wajar bila masyarakat mengeluh. Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah mendengar dan segera bertindak,” ucapnya haru.(*)