Apa Itu Sumitronomics? Konsep Ekonomi yang Jadi Sorotan Menkeu Purbaya

Menkeu Purbaya --
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5 Masa Sidang I Tahun 2025-2026, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung konsep Sumitronomics. Istilah ini mungkin belum begitu familiar, namun punya akar sejarah panjang dalam ekonomi Indonesia.
Sumitronomics berasal dari pemikiran Prof. Sumitro Djojohadikusumo, ekonom yang dijuluki Begawan Ekonomi sekaligus ayah dari Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto. Istilah ini sendiri merupakan gabungan antara nama Sumitro dan economics. Konsep ini pertama kali populer pada era 1950–1960-an di masa Presiden Soekarno, lalu kembali mencuat di era kepemimpinan Prabowo sejak 2024.
Purbaya menjelaskan, Sumitronomics bertumpu pada tiga pilar utama:
-
Pertumbuhan ekonomi tinggi
-
Pemerataan hasil pembangunan
-
Stabilitas nasional yang dinamis
Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%, mesin pertumbuhan seperti fiskal, investasi, dan sektor keuangan harus bergerak selaras. Ia mencontohkan, sebelum krisis 1997-1998, Indonesia sempat tumbuh di atas 6% per tahun.
Sosok Penggagas Sumitronomics
Sumitro Djojohadikusumo dikenal sebagai salah satu arsitek kebijakan ekonomi pasca-kemerdekaan. Selain pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, hingga Menteri Riset dan Pengembangan, ia juga berperan penting di dunia akademik sebagai Guru Besar Ekonomi UI.
Kariernya penuh dinamika. Setelah sempat berbeda haluan dengan Presiden Soekarno dan bergabung dengan PRRI, ia hidup di pengasingan hingga akhirnya kembali ke tanah air di era Orde Baru dan kembali dipercaya masuk kabinet.
Riwayat pendidikannya pun cemerlang. Ia sempat belajar di Belanda dan Prancis, hingga akhirnya meraih gelar doktor ekonomi pada 1943 dengan disertasi tentang lembaga kredit rakyat di masa depresi.
Sumitronomics dalam Praktik Global
Purbaya menyebut, gagasan Sumitronomics tak hanya relevan di Indonesia. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Singapura mampu mencapai rata-rata pertumbuhan di atas 7,5% selama satu dekade sebelum menjadi negara maju. Bahkan, China berhasil tumbuh di atas 10% pada periode tertentu berkat strategi pembangunan yang tepat.