Tangis Seorang Ibu di Tengah Reka Adegan: Anakku Tak Kembali, Masa Depan Adiknya Masih Panjang

Tangis Seorang Ibu di Tengah Reka Adegan--prabupos
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Suasana haru menyelimuti lokasi reka adegan yang digelar pihak kepolisian. Di tengah kerumunan, tampak sosok perempuan paruh baya berdiri lemas, matanya sembab, air matanya terus mengalir tanpa henti.
Dialah Efri Linda, ibu dari Lidia—korban yang telah berpulang—dan NR, anaknya yang kini harus hidup dengan luka yang tak hanya fisik, tapi juga batin.
Reka adegan yang seharusnya jadi bagian dari proses hukum, justru menyayat hati keluarga. Ibu korban, yang hadir bersama cucu (anak dari korban dan tersangka), hanya bisa menggigit bibir menahan tangis.
Sang tersangka pun turut menyaksikan jalannya rekonstruksi, namun tak satu pun kata maaf terlontar dari pihak keluarganya.
Pun demikian, Efri mengaku untuk saat ini belum ada pintu maaf. “Saya hanya ingin keadilan. Saya ingin pelaku dihukum seadil-adilnya. Belum ada maaf untuk saat ini, " ucap Efri Linda dengan suara parau, mencoba bicara di sela isaknya, saat menyaksikan reka adegan pada Kamis, 31 Juli 2025.
Ia lalu menceritakan, Lidia adalah anak keduanya, dan NR, anak ketiganya yang kini harus menanggung luka berat. Luka yang tak bisa disembuhkan oleh waktu—karena tangan kiri NR terpaksa diamputasi hingga pergelangan setelah insiden berdarah itu.
“Yang meninggal, sudah tidak bisa kembali. Tapi anak saya yang masih hidup, bagaimana dengan masa depannya?” katanya lirih, penuh kepiluan.
Sejak tragedi itu, NR hanya bisa diam di rumah. Trauma dan rasa sakit fisik membuatnya baru satu kali kembali ke sekolah. Ia masih berjuang, pelan-pelan, menyusun kembali hidupnya yang sempat hancur dalam satu malam. "Saya ingin anak saya bangkit, menjadi anak sukses, dan tidak terpuruk," tuturnya.
BACA JUGA:Bikin Jalanan Gelap Gulita, Dua Pencuri Kabel Aset Pemkot Prabumulih Dibekuk Tim Sunyi Senyap
Namun, di balik segala luka, ada satu hal yang makin mengiris perasaan sang ibu—tidak adanya itikad baik dari pihak pelaku.
“Sampai sekarang, tidak ada satu pun dari keluarga mereka yang datang minta maaf,” ucapnya, kali ini dengan nada kecewa yang begitu dalam.