Indonesia Gandeng Uni Eropa Atur Dunia Digital, Targetkan Ruang Aman dan Adil

Uni Eropa Jadi Kiblat Indonesia Atur Platform Digital dan Raksasa Internet. Foto: Komdigi--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Pemerintah Indonesia mempercepat langkah transformasi digital nasional dengan menjalin kerja sama internasional, termasuk dengan negara-negara anggota Uni Eropa. Kawasan Eropa kini menjadi acuan utama Indonesia dalam merancang regulasi untuk menciptakan ruang digital yang adil serta mengatasi dominasi platform digital besar.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan, Indonesia tengah memperluas kolaborasi tata kelola digital seiring perkembangan teknologi mutakhir. Hal ini disampaikan Nezar saat melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, pada Jumat, 25 April 2025.
"Kami melihat Digital Services Act (DSA) dan Digital Markets Act (DMA) sebagai kerangka regulasi yang sangat baik. Tentunya, kami perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan domestik, namun kedua aturan ini telah menjadi rujukan banyak negara, termasuk dalam hal regulasi kecerdasan buatan," ujar Nezar.
Nezar menjelaskan bahwa DSA bertujuan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman, adil, dan transparan bagi pengguna, sementara DMA berfokus pada mendorong persaingan sehat di pasar digital dan menghindari praktik monopoli oleh raksasa teknologi.
Ia juga menambahkan bahwa selain membahas kecerdasan buatan, pengelolaan platform digital dan keamanan siber menjadi fokus utama dalam transformasi digital Indonesia.
Sebelumnya, Nezar menyoroti pentingnya regulasi yang mengatur ekosistem teknologi baru seperti Internet of Things (IoT) untuk mendukung upaya transformasi digital nasional yang berkelanjutan.
"Ketika berbicara tentang transformasi digital, kita membahas berbagai teknologi baru. Selain AI, ada juga blockchain yang semakin populer di kalangan generasi muda," tuturnya.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, dalam kesempatan yang sama, menilai kerja sama digital antara Indonesia dan Uni Eropa akan memberikan manfaat besar bagi kedua belah pihak. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengundang perusahaan swasta dalam mengembangkan ekosistem digital seperti di Eropa.
"Regulasi menjadi faktor kunci, apalagi ketika menyangkut kecerdasan buatan, disinformasi, dan keamanan infrastruktur digital," jelas Chaibi.
Chaibi juga mengundang pemerintah Indonesia untuk mengirimkan delegasi dalam dua agenda penting Uni Eropa yang membahas regulasi tata kelola digital di Brussels, Belgia, dan Stockholm, Swedia. Ia berharap kehadiran delegasi Indonesia dapat memperkaya interaksi dengan para pejabat kunci dalam penyusunan kebijakan tersebut.
Selain itu, Chaibi turut mengapresiasi upaya Indonesia dalam sektor energi terbarukan dan menjaga lingkungan, menyebut Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia yang penting bagi keberlanjutan planet.
"Kami sangat antusias dengan kolaborasi ini, terutama di sektor digital. Partisipasi Indonesia akan menjadi kontribusi besar," tutupnya. (*)