Indomaret dan Alfamart Harus Samakan Harga Label dan Kasir

Kabid Ekonomi sosial budaya Kesbangpol terima laporan masalah harga yang berbeda Antara kasis dan label yang dipasang --
KORANPRABUMULIHPPS.COM - Minimarket yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, khususnya Alfamart dan Indomaret diminta agar menyamakan harga yang dipasang di tag label barang, dan harga pembayaran saat transaksi di kasir.
Hal ini mengingat sering terjadinya keributan di kasir, dan keluhan masyarakat mengenai perbuatan yang dilakukan oleh oknum di Indomaret dan Alfamart yang mengeluhkan perbedaan harga antara yang terpasang di label dan saat melaksanakan pembayaran.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Prabumulih, Ahmad Daswan SSos MM melalui Kabid Ekonomi sosial budaya dan Ormas, Heri Suminto SH MM, kepada Prabumulih pos mengatakan akan mengkoordinir laporan dari masyarakat.
Dari bh-nya juga memiliki Intel yang selalu mengecek ke lapangan, terkait perbedaan harga antara yang di label dan yang ada di kasir.
BACA JUGA:Rondon Juleno Jadi Plt Direktur PD Petro Gas Prabumulih Gantikan H Azhari Harun
"Hal ini tidak boleh terjadi, masyarakat tidak boleh dibodohi. Kita meminta pihak Alfamart dan Indomaret untuk transparan dan menyamakan harga antara yang dipasang di label dan di kasir," ujar Heri.
Dia juga mengingatkan agar konsumen lebih cerdas saat berbelanja. Jika merasa diperlakukan tidak wajar, bisa merasa dirugikan silahkan laporkan ke Kasi Ekonomi dan kebudayaan Kesbangpol.
Linda Yulianti SH, Kasi Sosial Ekonomi dan budaya Badan Kesbangpol Kota Prabumulih, mengatakan hal sama. Sebagai Intel dalam bidang ekonomi sosial budaya, dia sering ke lapangan untuk mengecek harga di pasaran.
Dia sendiri bahkan pernah mengalami masalah perbedaan harga. Jadi dia langsung melanjutkan komunikasi pada pihak manajemen agar segera melakukan perubahan harga.
BACA JUGA:Usai Lebaran Langsung Seleksi Calon Paskibra 2025
"Kita Januari meminta jika ada perubahan harga, jangan hanya di kasir, tapi ganti juga di label barang yang dipajang. Agar masyarakat tidak dirugikan," tuturnya.
Memang kadang perbedaan harga itu tidak banyak, kisaran Rp 400 hingga Rp1000. Namun jika yang belanja banyak, bisa dibayangkan.
"Semua orang memiliki kalkulator masing-masing. Kita menilai uang sedikit tidak masalah, namun dalam transaksi jual beli, jika ada yang tidak ikhlas, atau pemotongan tidak diketahui, itu artinya mencuri," jelasnya.
Lebih jauh wanita ini mengatakan bahwa mereka akan berkoordinasi kelas pihak Dinas Perindustrian dsn Perdagangan untuk melakukan inspeksi ke pusat perbelanjaan. Khususnya yang dikeluhkan masyarakat. (05)