Korupsi Dana Hibah Panwaslu OKI, Dua Tersangka Ditahan Setelah Terungkap Kerugian Rp4,7 Miliar

Korupsi Dana Hibah Panwaslu OKI, Dua Tersangka Ditahan Setelah Terungkap Kerugian Rp4.7 Miliar--Istimewa
KAYUAGUNG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kejaksaan Negeri (Kejari) Ogan Komering Ilir (OKI) telah menetapkan dua orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pengelolaan dana hibah Panwaslu Kabupaten OKI.
Kedua tersangka tersebut adalah Muhammad Fachrudin, yang menjabat sebagai Ketua Panwaslu Kabupaten OKI pada periode 2017-2018, dan Tirta Arisandi, yang merupakan Kepala Sekretariat dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Panwaslu Kabupaten OKI pada periode yang sama.
Kedua tersangka resmi ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayuagung pada Senin, 9 Desember 2024. Kepala Kejaksaan Negeri OKI, Hendri Hanafi, melalui Kepala Seksi Intelijen Kejari OKI, Alex Akbar, menjelaskan bahwa penetapan tersangka ini berdasarkan dua surat penetapan yang dikeluarkan pada 9 Desember 2024.
Menurut Alex, penyidik menemukan dua bukti yang cukup untuk menjerat kedua tersangka dalam pengelolaan dana hibah Panwaslu Kabupaten OKI Tahun Anggaran 2017, yang besarnya mencapai Rp12 miliar. Kedua tersangka terbukti secara bersama-sama melakukan tindakan melawan hukum dalam pengelolaan dana tersebut, yang mengakibatkan kerugian negara sebesar lebih dari Rp4,7 miliar.
BACA JUGA:Muba Jadi Percontohan Nasional Program Satu Data Desa Indonesia
"Dari hasil penyidikan, kami menemukan cukup bukti untuk menetapkan keduanya sebagai tersangka. Dana hibah yang digunakan secara tidak semestinya ini telah merugikan keuangan negara," jelas Alex.
Tindak pidana yang dilakukan oleh kedua tersangka melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang kemudian diubah melalui UU No. 20 Tahun 2001.
Alex menambahkan bahwa Kejaksaan Negeri OKI akan terus mendalami dan memeriksa bukti-bukti lain yang mungkin dapat melibatkan pihak-pihak lain dalam kasus ini. Penyidik juga berencana untuk melakukan langkah-langkah hukum lainnya yang diperlukan.
"Langkah hukum akan terus kami lakukan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat. Penahanan terhadap Muhammad Fachrudin dilakukan untuk memperlancar proses penyidikan dan mencegah tersangka melarikan diri atau merusak barang bukti," ujarnya.
Sementara itu, Tirta Arisandi tidak dilakukan penahanan karena saat ini yang bersangkutan sedang menjalani hukuman di Lapas Kelas II B Kayuagung.
Sebelumnya, tim penyidik Kejaksaan Negeri OKI juga melakukan penggeledahan di rumah mewah milik Tirta Arisandi di Palembang. Dari penggeledahan tersebut, beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan dana hibah Panwaslu tahun 2017/2018 berhasil disita sebagai bagian dari proses penyidikan.