PALEMBANG KORAANPRABUMULIHPOS.COM - Pembangunan simpang susun (junction) di Palembang, yang akan menghubungkan Tol Kayuagung-Palembang-Betung (KapalBetung) dengan Palembang-Indralaya-Prabumulih (Palipra), menunjukkan perkembangan signifikan hingga pertengahan tahun 2024. Proyek ini menargetkan penyelesaian delapan ramp, dengan lima ramp selesai tahun ini dan tiga ramp lainnya pada 2025.
Direktur Operasi III PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), Aditya Novendra Jaya, menyatakan bahwa HKI tengah mengerjakan proyek simpang susun ini. Junction ini akan memiliki total panjang 8,3 km dan berfungsi untuk mengintegrasikan Tol Kayuagung-Palembang-Betung dengan Tol Palembang-Indralaya-Prabumulih.
“Sampai saat ini, konstruksi tahap pertama dari junction Palembang yang meliputi lima ramp telah mencapai 66,80 persen pada Juli 2024,” ujar Aditya.
Junction ini dirancang untuk memudahkan perjalanan masyarakat dari Lampung menuju Prabumulih dan sebaliknya, serta dari Prabumulih menuju Betung, tanpa perlu keluar melalui gerbang tol.
BACA JUGA:Sirkuit Mandalika Menuju MotoGP: Persiapan 75 Persen
BACA JUGA:Mobil Dinas Pemkab OKU Alami Kecelakaan di Tol Indraprabu, Tiga Penumpang Luka-Luka
"Sebelumnya, pengguna tol yang ingin berpindah dari Tol Kayuagung-Palembang-Betung ke Tol Palembang-Indralaya-Prabumulih dan sebaliknya harus keluar melalui exit tol dan jalan nasional. Dengan adanya junction Palembang ini, kedua tol tersebut akan terhubung langsung, menghemat waktu perjalanan," tambahnya.
Secara teknis, junction Palembang terdiri dari delapan ramp dengan lebar lajur empat meter. Konstruksi ini menggunakan struktur elevated dan dirancang untuk kecepatan 40-60 km/jam.
Agar pembangunan tidak mengganggu operasional tol yang sudah ada, HKI menggunakan metode erection PCI girder dengan launcher.
"Untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan efisiensi konstruksi, HKI telah menerapkan digital construction, termasuk Building Information Modelling (BIM)," jelas Aditya.
Penerapan BIM ini mencakup tahap rencana teknik akhir (RTA), pelaksanaan shopdrawing (SD), dan pengukuran kuantitas pekerjaan dengan Terrestrial Laser Scanner (TLS), serta pemantauan progres lapangan secara real-time menggunakan Photogrammetry.
“Dengan usaha maksimal yang dilakukan di lapangan, proyek junction Palembang ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan,” pungkasnya.