"Kita bisa mendapatkan sekitar ratusan juta sebulan, dan miliaran setahun omzetnya. Pernah pula sebulan kita mendapatkan miliaran. Itu paling besar," bebernya.
Resep Sukses Tembus Pasar Internasional
Puguh mengatakan salah satu kunci keberhasilan pada bisnisnya adalah positioning di pasar, upskilling, adaptasi, dan inovasi produk. Locarpet bisa berkembang pesat karena kala itu belum ada usaha khusus yang bergerak di bidang pembuatan karpet custom dengan tangan di pasar Indonesia bahkan AS secara masif.
Namun, dia menjelaskan pemaknaan karpet di AS dan Indonesia berbeda. Jika karpet sering diasosiasikan dengan alas kaki di Tanah Air, karpet justru identik dengan karya seni di 'Negeri Paman Sam'. Inilah yang membuat produk Locarpet memiliki tempat tersendiri di mata kliennya.
Karena faktor ini pula, Puguh menjelaskan mayoritas pembeli produk Locarpet berasal dari luar negeri. "Kalau di Indonesia mungkin karpet ya karpet saja, permadani, karpet turki, tapi bagi warga AS sesuai yang spesial, apalagi jika dibuat custom dengan tangan. Tidak masalah bagi mereka untuk membeli karpet yang juga punya estetika alias nilai seni tinggi. Karpet menjadi barang koleksi," bebernya.
Meskipun demikian, Puguh mengatakan Locarpet berjalan bukan tanpa tantangan. Mereka sempat terkendala masalah persaingan harga dengan China yang produk-produknya dijual dengan harga murah, ongkos logistik, sampai persoalan regulasi pemerintah.
Puguh menjelaskan bisnisnya bisa melesat cepat karena menempuh tiga strategi. Pertama adalah branding serta pengemasan, kedua adalah komunikasi untuk bisa melayani klien dari berbagai negara dengan bahasa yang baik agar mau melakukan repeat order, dan strategi ketiga adalah inovasi.
Dalam aspek inovasi, Puguh menuturkan bahwa inovasi menjadi aspek kunci. Diferensiasi produk atau dalam bahasa sederhananya menciptakan produk berbeda diperlukan agar karpet tidak sekedar menjadi alas kaki. Karena itu, ia mengatakan Locarpet juga membuat produk karpet untuk di dinding, plafon, lantai, bahkan ring basket.
Locarpet bahkan membuat karpet dari berbagai bahan premium seperti acrylic, wool, dan viscous. Berbagai fitur khusus seperti karpet yang menyala di kegelapan (glow in the dark), ilusi tiga dimensi, bahkan Augmented Reality (AR) turut dihadirkan untuk menarik pembeli.
"Termasuk juga karpet untuk fashion, kemudian coffee table. Berbagai produk ini membuat brand value yang menunjukan karpet bukan cuma bisa digunakan sebagai fungsional, tapi juga media seni yang memiliki nilai jual lebih selain kanvas. Itu added valuenya," jelasnya.
Di sisi lain, Puguh juga membeberkan bahwa usahanya tidak akan berjalan sejauh ini jika tidak dikerjakan dari hati. Menurutnya, bisnis apapun pasti memiliki tujuan akhir menghasilkan keuntungan. Tapi, hal ini dinilainya tidak akan bisa tercapai tanpa kesabaran dan kemauan untuk berinovasi.
Bagaimana Caranya?
Dengan inovasi, Puguh mengatakan bahwa usaha yang dirintis pada akhirnya kelak bisa menciptakan pasar dan tidak melulu mengikuti apa yang diinginkan oleh orang lain.
"Bisnis itu tidak bisa diburu-buru, mending didalami, sukai, pahami, nikmati perjalanannya. Kalau produknya bagus, aku yakin pasar akan mengikuti sendirinya. Kuncinya di produk," pungkasnya. (*)