Perjanjian Bersejarah AS-Saudi: Harapan Baru untuk Palestina

Selasa 04 Jun 2024 - 12:04 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Utusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Arab Saudi mengungkapkan bahwa Washington dan Riyadh kini berada di ambang perjanjian bersejarah. Jika tercapai, perjanjian ini tidak hanya akan membuka jalan bagi terbentuknya negara Palestina, tetapi juga menjalin hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel.

Menurut Duta Besar AS untuk Saudi, Michael Ratney, paket perjanjian ini benar-benar bersejarah. "Kita cenderung menggunakan kata bersejarah secara berlebihan, namun menurut saya, secara keseluruhan, paket perjanjian ini benar-benar bersejarah," ucap Ratney dalam wawancara dengan Arab News, sebagaimana dilansir Al Arabiya, Selasa (4/6/2024).

Ratney menjelaskan bahwa peran Palestina menjadi salah satu persyaratan yang jelas dari pihak Saudi. "Saudi telah memperjelas bahwa hal itu merupakan persyaratan mereka dan kami juga memiliki harapan-harapan... harus ada jalan ke depan bagi Palestina untuk menjadi negara," tambahnya.

Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan kemitraan keamanan dan hubungan ekonomi antara AS dan Saudi, serta memberikan manfaat signifikan bagi Palestina.

BACA JUGA:Sejarah Islam The Battle Of Mansoura dan Alasan Umat Islam Diam Atas Genosida di Palestina

BACA JUGA:BlockOut 2024 Selebrity Tak Peduli Palestina Sedang Berlangsung, Efektif Seleb Amerika Hilang Jutaan Followers

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah lama berusaha menjadi perantara untuk perjanjian penting ini. Pada Oktober tahun lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Riyadh untuk membahas rencana konkret bagi normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel. Meskipun serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu sempat menghentikan pembicaraan, diskusi kemudian dilanjutkan dengan beberapa perubahan rincian perjanjian. Saat ini, Israel dianggap sebagai hambatan utama dalam proses tersebut.

Riyadh menegaskan bahwa pembentukan negara Palestina tetap menjadi kunci dalam perjanjian ini. Selain itu, perjanjian atau pakta keamanan antara AS dan Saudi, serta kerja sama dalam program nuklir sipil Saudi dan berbagai perjanjian ekonomi lainnya juga menjadi bagian penting.

Para pejabat yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Al Arabiya bahwa pemerintahan Biden berencana mencabut pembekuan penjualan senjata ofensif ke Saudi dalam beberapa pekan mendatang.

Michael Ratney juga menyatakan bahwa perjanjian yang akan diratifikasi oleh Senat AS ini akan menjadi perjanjian formal yang tidak bergantung pada pemerintahan AS tertentu, melainkan perjanjian antara dua negara yang membawa kepastian bagi kedua belah pihak.

Dijelaskan pula bahwa rincian pengaturan soal keamanan dan perbandingannya dengan aliansi AS-Jepang masih dibahas. "Anggap saja ini akan menjadi perjanjian bersejarah yang akan meningkatkan kemitraan keamanan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, meningkatkan hubungan ekonomi, membawa Israel dan Arab Saudi ke dalam kawasan yang sama, serta membuka jalan menuju status negara bagi Palestina," jelas Ratney. (*)

Kategori :