Setengah Dibuka

Senin 29 Sep 2025 - 22:00 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

 

Anehnya calo seperti itu tidak pernah bisa diberantas. Kedutaan sudah sering kirim permintaan agar praktik seperti ini dihapus mulai dari hulunya. Tapi ada saja yang datang lewat pintu belakang.

 

Sampai sekarang pun masih banyak yang belum berhasil dibuatkan dokumen baru.

 

Pak duta besar orang Solo. Ia lulusan madrasah Al Islam yang terkenal itu. Ayahnya hakim di pengadilan agama –terakhir menjabat ketua pengadilan tinggi agama di Semarang –lalu Yogyakarta.

 

Untuk memenuhi permintaan orang tua, Wajid kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Di tahun kedua ia merangkap kuliah di Universitas Gadjah Mada. Doktornya diraih di Universitas Indonesia.

 

Tidak ada anaknya yang ikut ke Suriah. Ia berdua dengan istri –alumnnus SMAN 8 Jakarta – yang lulusan Universitas Indonesia.

 

Di hari ketiga di Suriah saya diundang makan siang di Wisma Indonesia. Kebetulan letaknya di tengah perjalanan darat menuju perbatasan Lebanon.

 

Inilah Wisma Indonesia terbesar, terindah, dan teraman –sebatas pengetahuan saya. Luasnya hampir setengah hektare. Pohon-pohon tinggi menjulang rapat di sekeliling pagarnya. Berbagai pohon buah berada di tamannya –buah lokal maupun buah asal Indonesia.

 

Di dalam Wisma ini serasa seperti tidak di Syria. Rindang. Tenang. Damai. Ada kolam renang terawat di halaman depan. Airnya biru jernih menggoda. Ada lapangan tenis. Ada halaman belakang. Tapi olahraga penghuninya: bulu tangkis.

 

Siang itu kami mendapat sajian lodeh, bakwan, semacam kare, empal, kerupuk, dan sambal. Ini berkah luar biasa –setelah tiga hari kambing, kambing, dan kambing.(*) 

 

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait