KORANPRABUMULIHPOS.COM – Dalam kehidupan modern saat ini, pola makan yang praktis dan cepat sering kali membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengonsumsi jenis-jenis makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh.
Lemak jenuh, atau dalam istilah medis dikenal sebagai saturated fat, adalah salah satu jenis lemak yang memiliki reputasi buruk dalam dunia kesehatan karena kaitannya yang erat dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis.
Meski tubuh tetap membutuhkan lemak untuk berfungsi optimal, penting untuk membedakan antara lemak sehat dan lemak tidak sehat.
Lemak jenuh masuk dalam kategori lemak tidak sehat, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.
Lemak ini sering ditemukan pada produk-produk hewani dan makanan olahan, dan dikenal karena kemampuannya dalam meningkatkan kadar kolesterol LDL atau yang biasa disebut sebagai "kolesterol jahat".
BACA JUGA:Waspada Lonjakan Kasus Demam Chikungunya di Asia: Ancaman Nyamuk Pembawa Penyakit Meningkat
BACA JUGA:Bukan Lapar, Tapi Galau! Ini Cara Menghindari Emotional Eating
Apa Itu Lemak Jenuh dan Mengapa Berbahaya?
Secara kimiawi, lemak jenuh terdiri dari asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Akibatnya, struktur ini cenderung padat pada suhu ruang. Lemak jenuh berbeda dari lemak tak jenuh (seperti lemak dari ikan dan kacang-kacangan) yang bersifat cair pada suhu ruang dan dianggap lebih menyehatkan.
Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak jenuh, tubuh akan mengalami peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah. Kolesterol jenis ini dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan penyumbatan arteri yang pada akhirnya bisa memicu penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes tipe 2.
Organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan American Heart Association merekomendasikan agar konsumsi lemak jenuh dibatasi tidak lebih dari 10% dari total asupan kalori harian.
Jenis-Jenis Makanan Tinggi Lemak Jenuh yang Harus Diwaspadai
Berikut adalah beberapa jenis makanan umum yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi dan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan:
BACA JUGA:Gak Nakal, Bisa Kena! Data Kemenkes 23 Ribu Orang di Indonesia Penyakit Sifilis
BACA JUGA:5 Manfaat Alpukat untuk Mendukung Kehamilan Sehat