Zuckerberg Bentuk Tim AI Super, Tunjuk Eks CEO Scale AI sebagai Pemimpin

Selasa 01 Jul 2025 - 22:42 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara resmi mengumumkan pembentukan tim elite untuk mewujudkan ambisinya menciptakan AI superinteligensi—teknologi kecerdasan buatan yang diyakini bisa melampaui kemampuan manusia. Perombakan besar dalam struktur divisi AI Meta ini ditandai dengan peluncuran unit baru bernama Meta Superintelligence Labs.

Unit tersebut akan dipimpin oleh Alexandr Wang, pendiri dan mantan CEO Scale AI, yang kini bergabung dengan Meta setelah Zuckerberg menginvestasikan hampir USD 15 miliar untuk mengakuisisi 49% saham startup tersebut. Di usia yang baru 28 tahun, Wang dipercaya menjadi Chief AI Officer dan bakal memimpin pengembangan AI tercanggih di Meta.

“Perkembangan AI saat ini berlangsung sangat cepat, dan jalan menuju superintelligence mulai tampak di depan mata,” tulis Zuckerberg dalam pesan internal yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg. Ia menambahkan bahwa langkah ini menjadi awal dari sebuah era baru bagi peradaban manusia.

Wang akan bekerja sama dengan Nat Friedman, mantan CEO GitHub, yang bertanggung jawab atas produk AI dan penelitian terapan. Kombinasi dua sosok berpengalaman ini diyakini akan mempercepat langkah Meta dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan global.

Langkah ambisius ini berdampak positif terhadap saham Meta. Harga saham perusahaan induk Facebook dan Instagram itu sempat menyentuh USD 747,90 sebelum akhirnya ditutup di angka USD 738,09, mencetak rekor penutupan tertinggi baru.

Meta kini bersaing ketat dengan raksasa teknologi seperti Google dan OpenAI dalam lomba mengembangkan AI tingkat lanjut. Berbeda dari pesaingnya, Zuckerberg mendorong penggunaan model AI open source, agar dapat diakses dan dimanfaatkan secara luas oleh publik.

Dalam pengumuman internalnya, Zuckerberg juga menyebutkan bahwa Meta berhasil merekrut 11 pakar AI baru, termasuk empat peneliti dari OpenAI: Jiahui Yu, Shuchao Bi, Shengjia Zhao, dan Hongyu Ren. Selain itu, Trapit Bansal, sosok penting dalam pengembangan model penalaran AI pertama OpenAI (o1), juga turut bergabung bersama mantan karyawan dari Google dan Anthropic.

Perekrutan besar-besaran ini memicu keluhan dari CEO OpenAI, Sam Altman, yang menyebut Meta mencoba "membajak" talenta terbaiknya. Dalam sebuah podcast, Altman bahkan menyatakan bahwa Zuckerberg menawarkan bonus tanda tangan sebesar USD 100 juta untuk menarik perhatian para peneliti elite AI.

Kategori :