70% Anggota Tim AI Elit Meta Berasal dari China, Ini Profil Mereka

mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang--

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Meta baru saja memperkenalkan susunan tim Meta Superintelligence Labs (MSL), unit riset AI teranyar yang dipimpin oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang. Dari total 11 anggota inti tim ini, sekitar 70% ternyata berasal dari Tiongkok — sebuah fakta yang langsung menyita perhatian dunia teknologi.

Nama-nama seperti Bi Shuchao, Chang Huiwen, Lin Ji, Ren Hongyu, Sun Pei, Yu Jiahui, dan Zhao Shengjia mendominasi jajaran elit MSL. Mereka semua pernah menempuh pendidikan di universitas papan atas di China, seperti Tsinghua University, Peking University, Zhejiang University, hingga University of Science and Technology of China, sebelum melanjutkan studi dan karier mereka di Amerika Serikat.

Tsinghua University — yang kerap disandingkan dengan MIT dalam hal prestise — menjadi almamater bagi empat dari tujuh nama tersebut. Salah satu yang menonjol adalah Chang Huiwen, lulusan Yao Class, program ilmu komputer bergengsi yang dirintis oleh peraih Turing Award, Andrew Yao Qizhi. Chang melanjutkan studi doktoralnya di Princeton University dengan fokus pada teknologi pemrosesan gambar.

Pengalamannya pun tak kalah mencengangkan. Ia pernah magang di Adobe dan Facebook, memperoleh beasiswa Microsoft tahun 2016, lalu bergabung dengan Google pada 2019. Pada Juni 2023, Chang bergabung dengan OpenAI dan terlibat dalam pengembangan fitur image generation untuk GPT-40.

Bukan hanya Chang, semua anggota tim pilihan Meta ini memiliki rekam jejak luar biasa di perusahaan-perusahaan teknologi raksasa. Hal ini pun menimbulkan diskusi hangat di kalangan industri teknologi, khususnya di Tiongkok, mengenai dominasi talenta AI asal negeri Tirai Bambu yang justru berkiprah di luar negeri.

CEO Nvidia, Jensen Huang, sempat menyinggung isu ini dalam sebuah forum di Washington, Mei lalu. “Sekitar 50% peneliti AI dunia berasal dari China,” ungkapnya dalam sesi di Hill & Valley Forum.

Kondisi ini menggambarkan betapa besar kontribusi China dalam peta global pengembangan kecerdasan buatan, sekaligus menyoroti fenomena “brain drain” atau migrasi talenta yang terus berlangsung di era teknologi canggih saat ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER