Ajun kembali mengungkapkan kisah rekannya, Nety Lindyia, honorer K2 tenaga teknis di salah satu kelurahan di Kabupaten Ponorogo.
BACA JUGA:Jika Pengisian DRH Diperpanjang, Honorer Lulus PPPK 2023 Rugi Besar
Nety sudah 19 tahun mengabdi dan tiga kali ikut tes CAT, tetapi selalu gagal untuk mengubah status dirinya dari honorer jadi PPPK.
"Banyak honorer K2 yang bernasib sama seperti Nety. Berkali-kali ikut tes PPPK, selalu gagal karena formasinya sedikit,” kata Ajun.
“Tahun ini perankingan tetap gagal, karena kuotanya tidak sebanding dengan jumlah honorer K2," imbuhnya.
Ragu Desember 2024 Masalah Honorer Tuntas
Ajun mengungkapkan, ada juga rekannya yang melapor tidak bisa ikut seleksi, padahal sudah mengabdi 23 tahun.
Masih banyaknya masalah seputar pengangkatan honorer jadi PPPK, membuat Ajun ragu tenggat waktu penuntasan masalah non-ASN Desember 2024 mendatang bisa tercapai.
Dia mengatakan bukan tidak mungkin penyelesaian honorer ini akan molor, mengingat kondisi keuangan yang cekak.
"Honorer yang sudah lulus PPPK saja masih banyak yang belum diangkat. Yang sudah diangkat pun gajinya belum diberikan. Yang diberi gajinya pun tidak utuh alias dipotong beberapa bulan," kata Ajun.
BACA JUGA:Ramai Aksi Tolak Hasil Seleksi PPPK 2023, Pemerintah Tidak Konsisten!
Ajun makin merasa sedih bila mengingat banyak honorer K2 yang usianya sudah masuk masa pensiun pada 2024.
"Ini honorer K2 banyak yang sudah masuk usia pensiun. Kalaupun diangkat menjadi PPPK mereka tidak bisa menikmatinya lebih lama," kata Ajun.
Ajun terang-terangan menilai pemerintah tidak konsisten dalam membuat kebijakan.
Menurutnya, pemerintah tidak melihat fakta di lapangan dalam merancang kebijakan pengangkatan honorer jadi PPPK. (jpnn.com)