Warga Payuputat Kesulitan Air Bersih: Dampak Banjir Kiriman Luapan Sungai Lematang

Minggu 12 Jan 2025 - 21:30 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Banjir yang melanda Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat, memasuki hari ketiga, dan dampaknya semakin dirasakan oleh warga setempat. Luapan air dari Sungai Lematang yang tidak kunjung surut telah menyebabkan berbagai kesulitan bagi penduduk.

Beberapa permasalahan yang muncul di antaranya adalah keterbatasan untuk beraktivitas di kebun, serta kerusakan pada tanaman padi dan sayuran yang terendam banjir. Selain itu, tercemarnya sumber air bersih turut menambah beban bagi masyarakat setempat.

Banjir yang melanda menyebabkan banyak warga tidak bisa melakukan rutinitas mereka, seperti menakok atau menyadap getah karet.

"Jika banjir terus berlanjut, kami akan semakin kesulitan. Kami tidak bisa menakok, sementara penghasilan utama kami bergantung pada kegiatan itu," kata Erdiansyah, seorang warga dengan penuh keprihatinan.

Menurutnya, menakok getah karet adalah sumber pendapatan utama bagi banyak warga di sana, dan tanpa bisa melakukannya, mereka merasa kesulitan untuk bertahan hidup.

BACA JUGA:Kluivert: Tekanan Bagi Saya adalah Motivasi untuk Sukses

BACA JUGA:Penyandang Disabilitas di Prabumulih Diberdayakan Lewat Program Jahit Seragam Sekolah

"Harapan kami, pemerintah bisa melihat kondisi kami dan membantu kami dalam situasi seperti ini," tambahnya.

Selain kesulitan untuk beraktivitas di kebun, masalah lain yang dihadapi adalah pencemaran air sumur yang menjadikan air tersebut tidak layak digunakan.

"Sumur kami sudah tercemar dan airnya tidak bisa digunakan lagi untuk memasak atau kebutuhan lainnya," keluh Erdiansyah.

Dia berharap pemerintah bisa mengirimkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Senada dengan itu, Nurhayani, warga lain, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kerusakan tanaman padi dan sayuran yang terendam air.

"Sudah beberapa hari tanaman padi dan sayuran kami terendam. Kami khawatir akan gagal panen," ungkap Nurhayani, yang menganggap tanaman tersebut sebagai sumber pangan utama bagi keluarganya.

Ia berharap air segera surut agar mereka bisa kembali bekerja di kebun mereka. "Semoga air cepat surut dan tanaman kami tidak mati," harapnya.

BACA JUGA:Penyandang Disabilitas di Prabumulih Diberdayakan Lewat Program Jahit Seragam Sekolah

Kategori :