Talenta dan permainan cemerlangnya menarik perhatian pelatih Timnas Indonesia U-23, Aji Santoso, yang memanggilnya untuk memperkuat timnas pada persiapan Asian Games 2014 di Korea Selatan.
Meski tak berhasil lolos dalam trial bersama klub Jepang, Ventforet Kofu, pengalaman tersebut memberikan nilai lebih dalam perjalanan kariernya.
BACA JUGA:Menatap Empat Besar: PSSI Berharap pada Strategi Shin Tae-yong
BACA JUGA:PSSI Ungkap Hambatan Naturalisasi Kevin Diks Jelang Pertandingan November
Setelah penampilan solid bersama Timnas U-23, Syakir melanjutkan kariernya dengan bergabung ke Sriwijaya FC pada 2014, kemudian bergabung dengan Bali United, dan akhirnya kembali ke Aceh United pada 2018.
Meskipun pada 2019 ia memutuskan untuk pensiun dari sepak bola profesional, Syakir tetap aktif bermain di level lokal, seperti turnamen antar kampung (tarkam) dan pertandingan persahabatan.
Namun, penangkapan ini tampaknya menjadi titik akhir dari perjalanan karier yang penuh warna.
Kehidupan Setelah Sepak Bola dan Pilihan yang Keliru
Setelah pensiun dari sepak bola profesional, Syakir tampaknya menghadapi masa sulit. Kehilangan pendapatan utama membuatnya menghadapi masalah keuangan yang cukup berat.
Menurut pengakuan pihak kepolisian, Syakir terlibat dalam bisnis obat-obatan terlarang selama dua tahun terakhir sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang ia hadapi.
Peristiwa ini mencerminkan kurangnya dukungan yang memadai untuk atlet yang sudah pensiun, terutama dalam memberikan kesempatan karier alternatif di luar dunia olahraga.
AKP Tono Listianto menyebutkan bahwa Syakir telah mengedarkan obat-obatan terlarang sejak dua tahun yang lalu, dengan bukti 2.700 butir obat yang ditemukan di rumahnya. Ia menjalankan bisnis ilegal ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Saat ini, polisi tengah menyelidiki lebih lanjut dan mencari pihak-pihak yang menjadi pemasok utama obat-obatan yang diperoleh Syakir.
Implikasi Kasus terhadap Citra Sepak Bola Indonesia
Penangkapan Syakir ini memicu keprihatinan di kalangan penggemar sepak bola dan masyarakat Indonesia. Syakir sebelumnya menjadi kebanggaan negara sebagai pemain timnas, dan jatuhnya ke dunia kriminal ini menjadi salah satu sisi gelap kehidupan pasca-karier seorang atlet.
Kasus ini juga menyoroti perlunya sistem pendukung yang lebih baik bagi atlet yang telah pensiun, sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam aktivitas yang merugikan diri sendiri dan masyarakat.