BANYUASIN, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Hingga saat ini, pencairan Dana Program Sekolah Berkeadilan (PSB) untuk triwulan kedua, ketiga, dan keempat masih belum terealisasi.
Akibatnya, para tenaga honorer di sekolah-sekolah negeri tingkat SMA/SMK di Kabupaten Banyuasin belum menerima gaji mereka. Salah seorang tenaga pengajar yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, “Dana PSB baru cair untuk triwulan pertama.”
Sedangkan untuk triwulan kedua, ketiga, dan keempat, dana tersebut belum juga turun. “Sudah hampir di penghujung tahun, tetapi dana tersebut belum cair,” keluhnya.
Tentu saja, keterlambatan pencairan dana ini memberi dampak signifikan terhadap kesejahteraan tenaga honorer. "Sudah beberapa bulan kami tidak mendapatkan gaji," tambahnya.
BACA JUGA:Diisukan Meninggal, Joncik Muhammad Tegaskan Sehat dan Lapor Kasus Hoax ke Polda Sumsel
BACA JUGA:BMKG Jelaskan Fenomena Ratusan Ikan Melompat ke Pantai Lampung
Bagi para guru honorer di SMA/SMK, situasi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi mereka yang hanya bergantung pada gaji tersebut. "Untungnya, jika kepala sekolah bersedia menalangi gaji honorer terlebih dahulu, tapi ini tidak bisa terus-menerus dilakukan," ujarnya.
Selain masalah gaji, keterlambatan dana juga berdampak pada operasional sekolah. Belanja kebutuhan seperti alat tulis kantor (ATK) dan berbagai kebutuhan operasional lainnya juga terhambat. "Kami khawatir, sekolah-sekolah di daerah lain juga mengalami hal serupa," tambahnya.
Meskipun demikian, ia tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab lambatnya pencairan dana PSB tersebut. “Setiap triwulannya, dana PSB yang cair untuk setiap sekolah bisa mencapai sekitar Rp 40 juta, tergantung pada kebijakan masing-masing sekolah,” ungkapnya.
Sementara itu, Yusrizal, Ketua MKKS SMA Banyuasin, ketika dihubungi, mengonfirmasi bahwa dana PSB memang belum cair. "Menurut informasi dari Dinas Pendidikan, proses administrasinya masih berlangsung. Insya Allah, dalam waktu dekat, proses administrasi akan selesai dan pencairan bisa segera dilakukan," jelasnya.