Selama Ini 5G Berasa 4G? Ini Penyebabnya Kata Pakar
Empat Tahun Berjalan, 5G Indonesia Masih Jalan di Tempat--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Rencana Komdigi melelang pita frekuensi 2,6 GHz mendapat sambutan positif dari praktisi telekomunikasi. Heru Sutadi menyebut bahwa frekuensi mid-band ini bisa mendorong kualitas 5G di Indonesia jadi lebih ngebut.
Walaupun layanan 5G sudah tersedia sejak Mei 2021, performanya saat ini belum maksimal karena operator seluler masih “berbagi” spektrum yang juga dipakai jaringan 4G. Kondisi ini membuat kecepatan 5G di lapangan terasa tidak berbeda jauh dari 4G.
Idealnya, layanan 5G memerlukan minimal 100 MHz pita spektrum khusus agar bisa optimal. Namun sampai sekarang belum ada operator yang memegang alokasi spektrum seluas itu untuk 5G.
Heru menilai langkah pemerintah melelang frekuensi 2,6 GHz adalah angin segar. Spektrum ini bisa membuka ruang bagi operator untuk menghadirkan 5G yang benar-benar kencang, bukan sekadar label.
“Sekarang 5G masih mengambil alokasi dari frekuensi yang sudah dipakai 4G. Jadi wajar kecepatannya belum maksimal,” ujarnya.
Heru juga menyarankan pemerintah mempertimbangkan pelepasan pita 700 MHz yang setelah Analog Switch Off (ASO) menyisakan spektrum kosong. Pita 700 MHz dikenal sebagai “frekuensi emas” karena cocok untuk jangkauan luas, baik untuk 4G maupun 5G.
Ia meyakini pelelangan dua spektrum tersebut bisa menghasilkan pemasukan yang besar bagi negara. Namun tantangan berikutnya ada pada skema biaya lelang yang perlu dibuat realistis untuk operator, mengingat regulatory cost sektor telekomunikasi sudah mencapai sekitar 12%.
Selain itu, frekuensi 700 MHz yang sebelumnya dipakai TV analog menghasilkan digital dividen sebesar 112 MHz. Dari jumlah tersebut, 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi.
Komdigi juga sudah sempat membuka konsultasi publik mengenai rencana pelepasan frekuensi 2,6 GHz yang memiliki total bandwidth sampai 190 MHz. Pita frekuensi ini menggunakan mode TDD dan didukung ekosistem perangkat 4G dan 5G terbesar kedua di dunia.
“Tinggal strategi Komdigi saja. Mau melepas yang 2,6 GHz dulu, 700 MHz dulu, atau keduanya sekaligus,” kata Heru.
Hanya saja, jika dilepas bersamaan, supply spektrum yang melimpah bisa menekan harga lelang. Biasanya pelepasan dilakukan bertahap agar nilai spektrum tetap terjaga. (*)

