Mendagri Ungkap Strategi Presiden untuk Kendalikan Inflasi dan Tingkatkan Kesejahteraan

Senin 28 Oct 2024 - 15:31 WIB
Reporter : Dina M
Editor : Ros Suhendra

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengungkapkan komitmen Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga barang serta jasa.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Prabowo menekankan pentingnya peningkatan upaya pengendalian inflasi.

"Presiden Prabowo menegaskan bahwa pengendalian inflasi dan stabilitas harga barang serta jasa sangat penting untuk meringankan beban masyarakat," ujar Tito dalam pernyataannya di Jakarta, pada Senin.

Selain itu, Presiden Prabowo juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu kemiskinan, yang mencakup bidang perumahan, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta koperasi.

BACA JUGA:Tidak Perlu Datang ke Bank, Lebih Mudah Buka Rekening Lewat BRI Mobile

BACA JUGA:Sambutan Hangat untuk Indonesia di Kongres FIG, Menatap Kejuaraan Senam Artistik 2025

Dalam jangka menengah, Presiden akan fokus pada program swasembada pangan dan energi. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk berkontribusi dalam mencapai program-program tersebut.

"Ini bukan hanya untuk kepentingan pusat, tetapi juga demi kesejahteraan rakyat, yang pada gilirannya akan membawa reputasi baik bagi kepala daerah," tambahnya.

Tito melanjutkan, Kementerian Dalam Negeri telah melaksanakan rapat koordinasi mengenai pengendalian inflasi daerah sejak tahun 2022.

Saat ini, angka inflasi lebih terjaga, dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi year on year (yoy) pada September 2024 sebesar 1,84 persen. Angka ini masih dalam target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

BACA JUGA:Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo: Sakti Wahyu Trenggono dengan Aset Rp2,6 Triliun

BACA JUGA:Clara Shafira; Siap Menyebarkan Budaya Indonesia di Miss Universe Mexico 2024

“Target inflasi ditetapkan pada 2,5 persen dengan toleransi +/- 1 persen. Artinya, inflasi terendah 1,5 persen dan tertinggi 3,5 persen. Ini merupakan bagian dari strategi nasional Indonesia,” jelas Tito.

Dia menambahkan, penetapan target inflasi penting untuk menjaga keseimbangan antara konsumen dan produsen.

Inflasi yang terlalu tinggi akan membebani masyarakat, terutama yang kurang mampu, sedangkan inflasi yang terlalu rendah dapat menyulitkan produsen untuk menutupi biaya operasional mereka.

Kategori :