KORANPRABUMULIHPOS.COM - Selama sepuluh tahun masa kepresidenan Joko Widodo, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah mencapai panjang 1.235 kilometer.
Ini berarti bahwa sekitar 50 persen dari total rencana sepanjang 2.845 kilometer telah berhasil dibangun di Pulau Sumatera.
Pembangunan jalan tol di wilayah ini dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero), yang bertindak sebagai pengembang utama proyek JTTS.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa kehadiran JTTS telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera.
BACA JUGA:Luhut Sebut Menteri PUPR Basuki sebagai 'Bapak Jalan Tol Indonesia'
BACA JUGA:Usai Gratis Lima Bulan, Jalan Tol Tebing Tinggi-Indrapura Mulai Berlaku Tarif Besok 4 April 2024
"JTTS telah meningkatkan mobilitas masyarakat dan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini," ungkap Adjib pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Adjib menambahkan, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan yang besar dari pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi kepada Hutama Karya.
"Kami sangat menghargai komitmen Presiden yang telah membantu mempercepat penyelesaian JTTS," tambahnya.
Beberapa ruas tol strategis yang sudah beroperasi di Pulau Sumatera meliputi Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), Palembang-Indralaya (Palindra), Pekanbaru-Dumai (Permai), dan Indrapura-Kisaran.
"Ruas-ruas tol ini telah dilalui oleh jutaan kendaraan, membuat perjalanan pengguna menjadi lebih cepat dan efisien," jelasnya.
Adjib juga menyatakan bahwa JTTS mempercepat distribusi barang dan jasa di Sumatera. Saat ini, Hutama Karya sedang melanjutkan pengembangan JTTS Tahap II yang akan menghubungkan Palembang hingga Jambi.
Proyek ini bertujuan untuk memperkuat jaringan jalan bebas hambatan, sehingga konektivitas antarprovinsi semakin baik dan perekonomian lokal semakin berkembang.
Pembangunan JTTS dimulai pada tahun 2015, ketika Hutama Karya diberikan mandat untuk mengembangkan ruas-ruas tol di Sumatera.
Pemerintah memberikan dukungan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), yang totalnya telah mencapai Rp 131,146 triliun.