Tak Ada Istilah anak Bodoh atau Pintar di Dunia Pendidikan, Simak Hal Yang Harus di Fahami Oleh Guru

Dr Dian Eka Wati MPd saat menyampaikan materi tentang Kurikulum Merdeka --

Tak Ada Istilah anak Bodoh atau Pintar di Dunia Pendidikan, Simak Hal Yang Harus di Fahami Oleh Guru

KORANPRABUMULIHPOS.COM- Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang saat ini terus disosialisasikan di dunia pendidikan. Kurikulum yang merupakan metode berdiferensiasi ini, perlu dipahami oleh seluruh guru, agar capaian Pembelajaran dapat terwujud.

Menurut Dr Dian Eka Wati MPd, Dari Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatera Selatan, dalam pendidikan tidak mengenal anak pintar dan bodoh, namun yang ada adalah, karena tumbuh kembang dan laju kecepatan belajar setiap anak berbeda-beda. 

"Hal ini yang harus difahami oleh para bapak ibu guru. Sehingga dapat mengajar sesuai dengan tahapan pengembangan anak, ini yang akan terjadi.  Tidak ada yang salah dalam hal ini," ujar Dian, saat mengisi materi pada kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka di Mts N 1 Prabumulih, Kamis 6 Juni 2024

Karena itulah diperlukan asesmen awal atau asesmen diagnostik, harus dilakukan oleh guru agar bisa menyesuaikan kemampuan masing-masing anak dengan proses pembelajaran.

BACA JUGA:Yamaha WR155R dan Honda CRF150L Cocok Jadi Teman Touring Kamu, Begini Speknya

Widiaiswara dari BPMP ini juga mengatakan bahwa aspek yang akan dilihat pada 2045 mendatang adalah, anak anak masih hidup dengan modal yang bapak ibu ajarkan di sekolah saat ini.

karena itu dia mengatakan agar para guru harus berikanlah ilmu pengetahuan yang benar. Karena apa yang dia lihat, didengar dan dirasakannya di usia 13 tahun, dan intervensi yang dilakukan oleh bapak ibu gurunya di masa sekarang akan berdampak pada 20 tahun dimasa depan.

"Berbeda dengan bangunan yang dibangun saat ini akan melihat kehancurannya pada 2 tahun atau 3 tahun kedepan, namun Anak akan hancur dimasa 20 tahun kedepan, jika mendapatkan ilmu pengetahuan dan intervensi yang salah," bebernya.

Untuk itu melalui kurikulum merdeka, yang disampaikan pada jenjang anak usia dini, jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, adalah kurikulum yang memberi refleksi dan fokus pada materi esensial.

BACA JUGA:Hari Ini Kenal Pamit Kajari Prabumulih, Seluruh Kepala OPD, Kepala Sekolah Akan Hadir

Untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila, dan untuk di Kementerian Agama ditambahkan rahmatan lil alamin.

"Ada 6 elemen P5 yang mesti dipahami oleh para guru. di antaranya berakhlak mulia, berbhinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Semua elemen tersebut dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung pada P5," tukasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER