Ini 5 Tradisi Adat Sumatera Selatan yang Semakin Tergerus Perkembangan Zaman, Ada didaerah Kamu?
Tradisi Adat yang Ada di Sumatera Selatan--Wiki
BACA JUGA:Senang Nuansa Religi? Ini 3 Wisata Religi di Sumatera Selatan, Ada Al Qur'an Terbesar
Tradisi bekarang iwak dilakukan secara bersama sama, adapun dilakukan oleh satu masyarakat desa di danau danau desa ataupun Sungai Lacak. Tradisi inipun dilakukan satu tahun sekali saat sungai atau danau sedang surut.
Hasil ikan yang didapat akan dibedakan menjadi besar dan yang kecil, sehingga masyarakat dapat menjual ikan yang besar untuk menambah penghasilan. Namun, ada juga masyarakat yang mengambil semua ikan yang didapat, lalu dibagikan kepada keluarga mereka.
3. Tradisi Tepung Tawar
Tepung Tawar merupakan tradisi menyuapkan ketan kunyit serta ayam kepada seseorang. Tradisini ini juga mempunya 3 jenis yaitu tolak balak yang dilakukan sebuah keluarga yang sering tertimpa kesialan, pernikahan, dan perdamaian.
Maksud dari tradisi ini juga tidak aneh aneh, hal ini dilakukan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT. Tepung Tawar merupakan tradisi yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu pada zaman Kesultanan Darussalam yang berpusat di Palembang.
BACA JUGA:Cinta Budaya? Ini 6 Rumah Adat di Sumatera Selatan, Nomor 1 Tidak Asing
BACA JUGA:Baru Tau? Ini 5 Tarian Provinsi Sumatera Selatan yang Harus Kamu Ketahui
4. Sedekah Rame
Tradisi yang merupakan milik masyarakat Suku Lahat ini biasa dilakukan para petani agar dapat menghasilkan panen berlimpah ruah serta mendapatkan kelancaran dalam memanen.
Acara yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya ini biasa diawali dengan pembakaran kemenyan dan dilanjutkan dengan doa bersama sama saat penutupan. Setelah acara selesai terdapat kegiatan makan bersama yang telah disajikan oleh pada warga.
5. Ngobeng
Tradisi ini biasa dilakukan saat ada acara pernikahan, syukuran, bahkan hari perayan besar suatu agama. Ngobeng merupakan sebuah tradisi makan bersama dengan cara duduk bersila dan membentuk sebuah lingkaran.
Terdapat berbagai jenis makanan yang ada di tengah tengah lingkaran tersebut, makna yang terkandung dalam tradisi ini adalah agar dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong.
BACA JUGA:Ini 3 Tempat Wisata di Kota Palembang, Buat Perjalanan Kamu Lebih Indah