Jepang Ciptakan Pendorong Plasma Canggih, Siap Bersihkan Orbit Bumi!

Jepang Ciptakan Pendorong Plasma Canggih, Siap Bersihkan Orbit Bumi!--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Para ilmuwan dari Universitas Tohoku, Jepang, baru saja memperkenalkan teknologi baru yang bisa menjadi solusi atas masalah sampah antariksa yang kian menumpuk. Dalam studi yang diterbitkan di Scientific Reports (7/10/2025), mereka mengungkapkan keberhasilan menciptakan pendorong plasma bertenaga fusi yang mampu memperlambat pergerakan puing-puing di orbit Bumi tanpa kontak langsung.
Inovasi ini dianggap sebagai salah satu langkah paling menjanjikan untuk mengatasi ancaman Sindrom Kessler — skenario berantai ketika tabrakan di orbit menghasilkan lebih banyak puing, hingga akhirnya membuat orbit Bumi tidak bisa digunakan lagi.
Orbit Bumi yang Semakin Sesak
Selama puluhan tahun, ribuan satelit telah diluncurkan, dan banyak di antaranya kini sudah mati, rusak, atau meledak. Akibatnya, puluhan ribu potongan puing melayang di orbit rendah Bumi (LEO). Sebagian kecil, sebagian besar, namun semuanya bergerak dengan kecepatan sangat tinggi hingga dapat menembus logam.
Satu tabrakan kecil saja bisa menciptakan efek domino, memunculkan lebih banyak serpihan dan meningkatkan risiko bagi astronaut, satelit cuaca, sistem GPS, hingga jaringan internet. Namun, ironi muncul karena semakin banyak satelit baru yang diluncurkan setiap tahunnya, memperparah “macetnya” orbit seperti jalan raya yang dipenuhi kendaraan rusak.
Cara Kerja Pendorong Plasma
Tim Tohoku mengembangkan pendorong plasma dua arah yang bisa memperlambat objek besar di orbit tanpa harus menyentuhnya.
Berbeda dari metode penangkapan fisik yang berisiko karena pergerakan objek yang tak menentu, sistem ini menggunakan gaya magnetik non-kontak.
Teknologinya mengandalkan medan magnet cusp, struktur yang juga digunakan pada reaktor fusi. Dari situ, dua sinar plasma ditembakkan secara berlawanan arah untuk menyeimbangkan gaya dorong dan memperlambat puing-puing secara halus.
Dengan begitu, pendorong tidak perlu menyentuh objek sama sekali — cukup “meniup” plasma terfokus untuk mengubah kecepatannya secara bertahap.
Pertama kali diusulkan pada tahun 2018, desainnya kini jauh lebih efisien berkat teknik kontrol plasma terbaru yang meningkatkan stabilitas dan daya dorongnya.
Hasil Uji Laboratorium
Dalam uji coba di laboratorium yang meniru kondisi orbit, pendorong ini menghasilkan gaya dorong hingga 25 milinewton dengan daya 5 kilowatt.
Secara teoritis, alat ini dapat memperlambat objek seberat satu ton hingga kembali masuk atmosfer Bumi hanya dalam waktu sekitar 100 hari — hasil yang sangat mengesankan untuk standar teknologi antariksa.
Keunggulan lainnya, sistem propulsi plasma ini lebih hemat energi dibandingkan mesin roket kimia. Alih-alih ledakan singkat yang boros bahan bakar, dorongan plasma bekerja stabil dan bertahap dalam jangka panjang.
Tantangan dan Hambatan
Meski potensial, penerapan teknologi ini di misi nyata tidak mudah. Menghadapi puing yang melaju cepat di orbit membutuhkan navigasi presisi tinggi agar tidak menimbulkan tabrakan baru.
Selain itu, pesawat pembawa sistem plasma cukup berat, sehingga biaya peluncuran menjadi lebih besar, apalagi jika misi menargetkan banyak puing sekaligus.
Faktor hukum juga menjadi hambatan besar. Sebagian besar sampah antariksa masih dianggap milik negara atau lembaga yang meluncurkannya, sehingga pembersihan tanpa izin dapat memunculkan sengketa internasional.
Kendati begitu, peneliti menilai terobosan ini tetap menjadi langkah besar menuju masa depan orbit yang lebih bersih dan aman.