Israel Diduga Curi Teknologi Nuklir AS, Serial Dokumenter Bongkar Fakta Mengejutkan

Genosida Israel di Gaza telah merenggut nyawa 50.600 warga, kebanyakan wanita dan anak-anak. Foto: REUTERS/Ramadan Abed--
KORANPRABUMULIHPOS.COM– Sebuah serial dokumenter asal Israel berjudul The Atom and Me memicu kehebohan setelah mengungkap dugaan pencurian teknologi dan bahan nuklir oleh Israel dari Amerika Serikat. Tayangan ini mengangkat berbagai operasi rahasia yang diklaim menjadi bagian dari upaya Israel untuk membangun kekuatan senjata nuklirnya.
Menurut laporan Bulletin of the Atomic Scientists (BAS), serial tersebut membuka tabir operasi-operasi gelap yang melibatkan Benjamin Blumberg, mantan kepala badan intelijen ilmiah Israel, Lakam. Dalam dokumenter itu, Blumberg—yang diwawancarai sebelum wafat pada 2018—mengaku bersedia buka suara asalkan wawancaranya disiarkan setelah kematiannya.
Beberapa aksi mencengangkan yang terungkap termasuk penyelundupan uranium 235 dari fasilitas NUMEC di Pennsylvania pada 1960-an, pembelian ilegal komponen pemicu senjata nuklir (krytron) pada 1980-an, serta uji coba nuklir yang diduga dilakukan Israel di perairan Afrika Selatan pada 1979—yang semuanya berpotensi melanggar berbagai perjanjian internasional.
Ironisnya, menurut laporan, berbagai pelanggaran tersebut seolah dibiarkan begitu saja oleh pemerintah AS. Tidak satu pun tokoh kunci yang pernah didakwa atau dijatuhi sanksi. Presiden-presiden AS, dari Kennedy hingga Obama, dituding memilih diam dalam isu nuklir Israel demi menjaga hubungan diplomatik.
“Kebijakan diam Amerika terhadap program nuklir Israel telah mencederai kredibilitas kebijakan nonproliferasi nuklir mereka sendiri,” tulis Victor Gilinsky, mantan pejabat di Komisi Energi Atom AS, dalam publikasi BAS.
Lebih lanjut, pernyataan Blumberg dalam dokumenter tersebut menegaskan bagaimana kepentingan Israel ditempatkan di atas segalanya, termasuk ketika menjalin kerja sama nuklir dengan rezim apartheid Afrika Selatan demi memperoleh pasokan uranium dan lokasi uji coba rahasia.
“Benar, Afrika Selatan itu rezim rasis. Tapi saya tidak peduli. Yang saya pikirkan hanya Israel,” ujar Blumberg dalam kutipan akhir episode dokumenter itu.
Sikap terbuka Israel terhadap kepemilikan senjata nuklir pun ditunjukkan dalam pernyataan publik, seperti dalam pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2016 saat menerima kapal selam Rahav dari Jerman, yang secara luas diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir.
Meskipun Israel belum pernah secara resmi mengonfirmasi kepemilikan senjata nuklir dan bukan bagian dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), keberadaan arsenal tersebut diyakini luas oleh dunia internasional. Keengganan AS untuk secara terbuka mengakui atau menindak Israel dianggap menjadi faktor penghambat utama dalam dialog global soal kontrol nuklir—terutama ketika membahas negara-negara seperti Iran.