Garuda Indonesia Berlakukan Biaya Tambahan untuk Pemilihan Kursi Mulai 26 Oktober 2024
ilustrasi kursi penumpang--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Maskapai nasional Garuda Indonesia (Persero) akan menerapkan biaya tambahan bagi penumpang yang ingin memilih kursi dalam penerbangan domestik, efektif mulai 26 Oktober 2024. Kebijakan ini berarti penumpang perlu membayar lebih untuk memilih kursi saat terbang dengan Garuda Indonesia.
"Mulai 26 Oktober 2024, kami menerapkan kebijakan baru terkait pemilihan kursi pada penerbangan domestik," demikian pernyataan resmi perusahaan yang dikutip dari detik.com.
Namun, Garuda Indonesia memastikan bahwa kebijakan ini tidak berlaku untuk penerbangan yang dilakukan sebelum tanggal tersebut.
Adapun ketentuan pemilihan kursi dalam kebijakan baru ini adalah sebagai berikut:
- Kursi dengan ruang kaki ekstra (Extra Legroom), seperti baris kursi 21 dan kursi darurat (emergency seats), akan dikenakan biaya tambahan saat pemesanan tiket, baik secara online maupun offline.
- Kursi reguler (Regular Seat) juga akan dikenakan biaya tambahan saat pemesanan tiket, baik online maupun offline.
- Penumpang dapat memilih kursi favorit, baik kursi dengan ruang kaki ekstra maupun kursi reguler, sesuai preferensi dengan tambahan biaya yang tertera saat pembelian.
- Pemesanan kursi di baris 21 hanya berlaku untuk sisi kiri dan kanan pada pesawat jenis B777 dan A330.
- Pemesanan kursi darurat hanya berlaku untuk kursi di bagian tengah pada pesawat jenis B777 dan A330.
Garuda Indonesia (IDX: GIAA), maskapai penerbangan nasional Indonesia yang berkantor pusat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, merupakan anggota SkyTeam satu-satunya di Indonesia dan maskapai terbesar kedua di Tanah Air setelah Lion Air. Selain melayani berbagai rute domestik, Garuda Indonesia juga mengoperasikan penerbangan internasional ke sejumlah destinasi di Asia, Eropa, dan Australia dari Jakarta serta kota-kota fokus lainnya, termasuk untuk penerbangan Haji. Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai Indonesia yang terbang ke Eropa dan Oseania, meski rute ke Amerika telah dihentikan sejak akhir 1990-an.