OLAHRAGA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Dua atlet panjat tebing, Bim Sigrid dan Widia Fujiyanti, bergegas keluar dari ruang tunggu saat nama mereka dipanggil untuk menerima medali di Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Keduanya, pasangan suami-istri, berhasil meraih medali perunggu dalam nomor mixed combined (boulder dan lead).
Bim dan Widia, yang mewakili Jawa Barat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra 2024, mempersembahkan medali perunggu untuk kontingen mereka. Medali emas diraih oleh Jawa Timur, sementara Daerah Istimewa Yogyakarta membawa pulang medali perak.
Di atas podium, Widia tampak bahagia dan sesekali menghapus keringat dari wajah suaminya, sementara Bim tidak berhenti tersenyum. Mereka merasa sangat senang bisa berada di podium bersama dalam ajang olahraga nasional ini, terutama karena mereka baru mengetahui pasangan mereka dalam nomor ini satu hari sebelum pertandingan.
"Rasanya sangat menyenangkan, tidak terduga. Kami baru diberitahu sehari sebelum pertandingan bahwa saya akan berpasangan dengan suami. Senang sekali bisa berada di podium bersama," ujar Widia.
BACA JUGA:Rizky Ridho Absen Hadapi PSBS Biak
BACA JUGA:Peringkat FIFA: Indonesia di Posisi 133, Satu Tingkat di Atas Malaysia
PON Aceh-Sumut adalah PON ketiga yang mereka ikuti bersama, namun ini adalah pertama kalinya mereka berdiri di podium yang sama. Ketika beberapa fotografer meminta mereka berpose, Widia langsung merangkul suaminya, menunjukkan kemesraan mereka sambil memamerkan medali perunggu yang baru diraih.
Sebagai atlet panjat tebing yang sama-sama berasal dari Bogor, Jawa Barat, Widia dan Bim memiliki banyak kesamaan dan saling mendukung. Mereka bertemu dan semakin dekat saat mengikuti pelatihan daerah di Jabar pada 2016. Setelah saling mengenal selama empat tahun, mereka memutuskan untuk menikah pada 26 Februari 2022.
"Kami memiliki kesamaan pandangan dan semangat terhadap panjat tebing. Ini memudahkan kami untuk saling mendukung dalam latihan," kata Widia.
Walaupun berada di bidang yang sama, mereka tidak terhindar dari perbedaan pendapat. Latihan bersama di rumah terkadang menyebabkan pertengkaran, tetapi mereka dapat mengatasinya dan tetap harmonis setelah latihan selesai.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Dipuji Netizen ASEAN
BACA JUGA:Komang Ayu dan Ganda Putri Melaju 16 Besar; Hong Kong Open 2024
Usai PON, mereka berencana untuk beristirahat dan mendirikan klub panjat tebing untuk umum. "Jika ada kesempatan, saya ingin membangun 'climbing gym' untuk melatih atlet baru dan mempromosikan olahraga ini," kata Widia. Bim mendukung rencana tersebut dan sedang mencari lokasi yang tepat, terutama di wilayah Jawa Barat.
Bim, yang sudah 20 tahun menekuni panjat tebing, dan Widia, yang telah berlatih selama 15 tahun, ingin kembali ke panjat tebing alam setelah PON. Widia juga berencana memulai program kehamilan setelah menunda memiliki anak untuk fokus pada persiapan PON.
Dengan dukungan dari Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, yang menyatakan bahwa panjat tebing semakin populer di kalangan masyarakat dan banyak klub baru yang didirikan oleh mantan atlet, diharapkan impian mereka untuk mendirikan klub panjat tebing dapat terealisasi dan lebih memasyarakatkan olahraga ini.(*)