Intel Berupaya Atasi Krisis Keuangan dengan Strategi Baru

Selasa 03 Sep 2024 - 13:00 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Intel tengah berjuang keras untuk menghadapi krisis keuangan yang tengah melanda perusahaan, termasuk mencari masukan dari para penasihat keuangan terkemuka.

Krisis yang dihadapi Intel saat ini disebut-sebut sebagai tantangan terbesar dalam sejarah perusahaan yang telah berdiri selama 56 tahun. Berbagai opsi tengah dipertimbangkan, termasuk kemungkinan memisahkan divisi desain produk dan manufaktur.

Saat ini, Intel telah mulai berkonsultasi dengan penasihat keuangannya, yakni Morgan Stanley dan Goldman Sachs. Segala opsi ada di meja, termasuk pengurangan belanja modal dan pembatalan rencana pembangunan pabrik baru.

Tak hanya itu, Intel juga tengah mempertimbangkan opsi merger dan akuisisi, seperti yang dilaporkan oleh Techspot pada Senin (2/9/2024).

BACA JUGA:Intel Digugat Pemegang Saham Akibat Kondisi Keuangan yang Memburuk

Krisis keuangan ini muncul setelah Intel merilis laporan keuangan yang dianggap mengecewakan, menyebabkan saham perusahaan anjlok ke level terendah sejak tahun 2013. Padahal, saham Intel sempat naik 6,5% sejak awal tahun, namun langsung terjun hingga 60% setelah laporan keuangan tersebut dipublikasikan.

Hal ini tentunya menjadi pukulan berat bagi para pemegang saham, terutama mengingat Philadelphia Semiconductor Index, yang menjadi acuan industri, justru meningkat 20% pada periode yang sama.

Intel melaporkan kerugian bersih sebesar USD 1,61 miliar pada kuartal terakhir. Analis memperkirakan penurunan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024. Amir Anvarzadeh, Market Strategist dari Asymmetric Advisors, bahkan menyebut bahwa model bisnis Intel saat ini mengalami kerusakan.

"Kita harus bersiap menghadapi pengurangan besar dalam belanja modal selama 12 bulan ke depan. Model bisnis Intel saat ini pada dasarnya sudah rusak, mereka menghadapi tantangan di berbagai aspek," ungkap Anvarzadeh.

BACA JUGA:Kurangi Biaya Intel PHK 15.000 Karyawan

Perusahaan yang berbasis di Silicon Valley ini diperkirakan akan merumuskan strategi baru untuk mengatasi krisis ini dalam beberapa minggu ke depan dan akan mempresentasikannya kepada dewan direksi sebelum akhir September. (*)

Kategori :