Mengapa Penguin Tidak Dapat Terbang? Ternyata Mereka Memiliki Keahlian Khusus Ini

Kamis 29 Aug 2024 - 17:39 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Penguin termasuk dalam kelompok burung, dibuktikan dengan adanya sayap di kedua sisi tubuh mereka. Namun, mengapa penguin tidak bisa terbang?

Menurut laman Layanan Kelautan Nasional, Badan Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat (AS), penguin tidak bisa terbang karena struktur sayap mereka telah berevolusi untuk berenang dengan sangat baik. Akibatnya, kemampuan terbang mereka pun hilang.

Penguin dapat berenang di bawah air dengan kecepatan antara 24-40 km per jam, mirip dengan kecepatan sepeda motor. Sebagai perenang ulung, beberapa spesies penguin bahkan menghabiskan sekitar 75 persen waktu hidupnya di air, sementara sisa waktunya di daratan Antartika digunakan untuk bertelur dan merawat anak.

Evolusi Penguin Sehingga Tidak Bisa Terbang

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan: Inilah Alasan Kenapa Hewan Albino Bermata Merah!

Baru-baru ini, tim peneliti mempublikasikan studi tentang evolusi penguin yang menjelaskan alasan mengapa burung ini kehilangan kemampuan terbang. Penelitian ini diterbitkan di Journal of the Royal Society of New Zealand pada Rabu (31/7/2024).

Para peneliti mempelajari fosil penguin Pakudyptes hakataramea, salah satu spesies penguin terkecil yang hidup sekitar 24 juta tahun lalu di Otago, Selandia Baru. Fosil ini ditemukan di Lembah Hakataramea, Selandia Baru.

Ukuran penguin purba ini mirip dengan penguin biru kecil (little blue penguin) yang modern, dengan tinggi sekitar 36-43 cm dan berat 0,9-1,4 kg, seperti dikutip dari laman Aquarium of Pacific.

Dr. Tatsuro Ando, penulis utama studi dan mantan kandidat PhD di University of Otago, menjelaskan bahwa fosil Pakudyptes menjadi penghubung antara penguin modern yang tidak bisa terbang dengan fosil penguin purba. Diperkirakan, lebih dari 60 juta tahun lalu, penguin masih mampu terbang.

BACA JUGA:Inilah 5 Hewan Paling Menggemaskan yang Wajah dan Tingkahnya Bikin Gemas, Nomor 3 Pasti Bikin Kamu Terkejut!

Ando menambahkan bahwa sendi bahu Pakudyptes menyerupai penguin masa kini, sementara sendi sikunya mirip dengan penguin purba. Humerus (tulang lengan atas) dan ulna (tulang lengan bawah) Pakudyptes memiliki area yang menunjukkan otot dan jaringan sayap yang mendukung kemampuan menyelam.

"Pakudyptes adalah fosil penguin pertama dengan kombinasi unik ini, dan menjadi kunci dalam mengungkap evolusi sayap penguin," ujarnya, dikutip dari laman resmi kampus.

Dr. Carolina Loch dari University of Otago, rekan penulis studi, menyatakan bahwa fitur mikroanatomi Pakudyptes menunjukkan ia memiliki kemampuan menyelam yang semakin berkembang. Ini terbukti dengan tulang yang padat dan tebal, yang membuat penguin modern lebih baik dalam mengapung saat menyelam.

Kemampuan menyelam Pakudyptes dianalisis dari korteks tulangnya, bagian keras terluar pada tulang. Meskipun korteksnya tebal, rongga sumsum Pakudyptes tetap terbuka, seperti pada penguin biru kecil. Oleh karena itu, Pakudyptes diperkirakan berenang di perairan dangkal.

Para peneliti memperkirakan bahwa Pakudyptes mengalami evolusi sehingga ukurannya menyusut, menjadi mirip dengan penguin modern. Loch juga menyebutkan bahwa penguin purba bisa mencapai tinggi sekitar 1 meter.

Kategori :