Cuaca Antariksa! Ternyata Ini Dampaknya pada Aplikasi Ojol dan Teknologi Modern!

Rabu 28 Aug 2024 - 14:20 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Cuaca tidak hanya berubah di Bumi, tetapi juga di luar angkasa. Fenomena cuaca antariksa dapat memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya cuaca di Bumi.

Kondisi cuaca antariksa yang buruk bisa menimbulkan ancaman serius terhadap teknologi, astronot, infrastruktur luar angkasa, serta infrastruktur di Bumi, bahkan berdampak pada ekonomi.

"Kondisi cuaca antariksa bisa mengalami perubahan yang tidak dapat diprediksi, baik harian maupun bulanan.

Oleh karena itu, penting untuk memantau cuaca antariksa karena pengaruhnya yang signifikan terhadap kehidupan manusia," ungkap Rizal Suryana, ST., M.Sc., Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam siaran langsung DOFIDA di kanal YouTube BRIN 'Pengamatan Sains Antariksa Berbasis Satelit'.

Sebagai contoh sederhana, Rizal menyebutkan penggunaan aplikasi peta digital dan ojek online yang mengandalkan Global Positioning System (GPS).

Gangguan yang disebabkan oleh anomali cuaca antariksa dapat mempengaruhi fungsi aplikasi tersebut.

"Manusia modern sangat bergantung pada teknologi, salah satunya adalah GPS. Ketika menggunakan ojek online, kita membutuhkan GPS untuk mengetahui lokasi driver. Namun, fenomena cuaca antariksa bisa menyebabkan gangguan pada sistem ini," jelas Rizal.

BACA JUGA:BRIN Buka Kesempatan Langka! Anak Muda Bisa Ikut Riset Antariksa, Ini Caranya!

"Akibatnya, akurasi bisa menurun. Misalnya, jika seharusnya dijemput di titik tertentu, posisi yang ditampilkan bisa berbeda," tambahnya.

Pengamatan Cuaca Antariksa

Rizal menjelaskan bahwa ada dua metode pengamatan cuaca antariksa, yaitu menggunakan teknologi berbasis Bumi dan antariksa.

"Teknologi berbasis Bumi terdiri dari metode pasif dan aktif," ujarnya.

Metode pengamatan pasif berbasis Bumi melibatkan alat yang hanya menerima data antariksa dalam bentuk gelombang atau frekuensi dari yang rendah hingga tinggi.

Sebaliknya, teknologi aktif seperti radar memancarkan frekuensi tertentu dan memindai frekuensi dari yang terendah hingga tertinggi.

"Frekuensi yang dipancarkan akan memantul kembali ke salah satu parameter, misalnya ionosfer. Sinyal pantulan ini kemudian diproses oleh komputer untuk menjadi informasi mengenai ketinggian frekuensi atau kepadatan ionosfer," jelas Rizal.

Kategori :